Gadis berkacamata itu membawa nampan berisi segelas teh manis dan makanan kecil. Penampilannya bersahaja dengan kaos lengan panjang dipadu rok berwarna cerah. Dialah Dita, gadis penerima beasiswa bidikmisi yang mendapatkan nilai indeks prestasi sempurna 4,00. Ditemui di rumahnya, Gedongsari Wijirejo Pandak Bantul, Dita mengisahkan bahwa kuliah merupakan cita-citanya sejak SMP dulu di Pontianak Kalimantan Barat.
“Saat itu saya berpikir bahwa jika ingin melanjutkan kuliah maka saya harus pindah ke Yogya” katanya. Gadis bernama lengkap Dita Ardwiyanti tersebut lalu melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Bantul dan duduk di kelas unggulan.
Ayahnya, Sarjiyono berprofesi sebagai tukang las dan ibunya, Arfina, seorang ibu rumah tangga. Menurut ibunya, sejak SD hingga SMP di Pontianak, Dita selalu meraih ranking terbaik. “Makanya saya agak terkejut ketika kelas 10, dia mendapat ranking 14,” kata Arfina. “Namun saya menyadari bahwa pendidikan di Yogyakarta beda dengan Pontianak”.
Akhirnya, anak sulung dari dua bersaudara tersebut berhasil masuk the best ten sejak kelas 11 hingga kelas 12. “Kalau kita ingin hasil yang lebih baik, diperlukan perjuangan yang lebih pula,” kata Dita. Menurut pengakuannya, pada saat lulus SMP dia sempat galau karena bingung menentukan pilihan antara sekolah di SMA atau SMK, karena jika ingin kuliah Dita harus masuk SMA sedangkan bila berorientasi kerja maka dia akan memilih SMK. Namun, akhirnya karena kuatnya keinginan menjadi guru IPA, gadis kelahiran Pontianak, 30 Desember 1995 itu memilih bangku SMA dan diterima sebagai mahasiswa pada Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY melalui jalur SBMPTN.
Ketika ditanya bagaimana cara belajarnya hingga bisa meraih nilai sempurna, aktifis OSIS dan Rohis di sekolahnya itu menjawab bahwa dia tidak punya waktu khusus untuk belajar. Menurut pengakuannya, dia sering belajar tengah malam hingga pagi hari walau sebelumnya tidur lebih dahulu. Dan karena di pendidikan IPA juga banyak penugasan serta laporan praktikum, maka biasanya tugas ini dikerjakan pada saat itu juga.
Beasiswa bidikmisi yang diraihnya merupakan anugerah karena kondisi ekonomi keluarganya. Beasiswa ini ditawarkan oleh BK SMAN 2 Bantul pada Dita karena dipandang sanggup dan layak mendapatkan beasiswa bidikmisi serta berpotensi untuk berprestasi di masa depan. Para gurunya tidak keliru, Dita Ardwiyanti adalah peraih indeks prestasi tertinggi mahasiswa bidikmisi UNY. (dedy)