Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mendapat kesempatan untuk memamerkan karya busana mereka dalam Peragaan Busana di Renaissance Hotel, Johor Baru, Malaysia, Sabtu (12/4/2014). Pagelaran busana bertema "Unity in Deversity" ini digelar oleh Politeknik Ibrahim Sultan (PIS) sebagai ujian Tugas Akhir mahasiswa. Keikutsertaan FT UNY dalam event ini adalah sebagai kunjungan balik setelah PIS juga pernah turut serta dalam Peragaan Busana yang digelar oleh FT UNY pada 2013 silam.
Dalam event ini, ada 10 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Teknik Busana FT UNY ambil bagian untuk memamerkan rancangan busana mereka didampingi dosen-dosen pembimbing. Busana yang dipamerkan adalah hasil dari mata kuliah Adi Busana, Tugas Akhir serta ada 3 mahasiswa yang khusus mendesain busana untuk pagelaran ini.
Para mahasiswa membawakan rancangan busana mereka dengan menonjolkan pemanfaatan bahan-bahan tradisional nusantara seperti songket, batik, ulos, dan tapis. Annisa Fitri Hasyyati, salah satu mahasiswa FT UNY yang mendapat kesempatan memamerkan karya busananya di Malaysia ini menuturkan bahwa ia dan lima rekannya yang lain membawa dua busana.
“Satu busana yang kami buat saat mata kuliah Adi Busana di-display-kan di gerbang masuk pada event ini sedangkan busana kedua yang dikenakan oleh model dari Malaysia di panggung catwalk merupakan hasil Tugas Akhir kami,” imbuhnya.
Annisa menceritakan bahwa busana-busana yang diperagakan merupakan hasil Tugas Akhir mahasiswa yang terinspirasi dari kebudayaan Indonesia. “Busana yang saya buat terinspirasi dari tradisi lompat batu hombo di Nias,” bebernya.
“Begitu pula konsep busana dari salah satu rekan saya, Dwi Handayani, yang bersumber ide dari kearifan suku Asmat,” tambah Annisa.
Mahasiswa angkatan 2011 ini juga menceritakan bahwa salah satu rekannya didapuk untuk mengkreasi dan membawakan busana yang disesuaikan dengan tarian Simbah Sigeh Panguten dari daerah Lampung sebagai salam perkenalan rombongan Indonesia kepada khalayak Malaysia.
“Sedangkan tiga mahasiswa lainnya menyiapkan busana khusus untuk event ini, mereka membawakan busana muslim dan busana sehari-hari yang terbuat dari kain-kain tradisional pula,” ungkapnya.
Annisa mengungkapkan bahwa masyarakat dan pihak PIS antusias dengan konsep busana yang mereka bawakan. “Cukup banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya dan rekan-rekan terkait cara dan bahan yang kami gunakan dalam karya kami,” ujarnya.
“Terlibat dalam event ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan hal ini semakin memacu kami untuk terus berkarya di bidang ketatabusanaan,” tutupnya. (hryo)