Pemakalah di The International Conference on Educational Research Khon Kaen University of Thailand dan National Education ConferenceUniversitas Pendidikan Indonesia Bandung, juara IV karya tulis Al Qur’an Nasional, juara III beregu putri kejuaraan catur 2013, juara III lomba esai Qur’ani se-DIY, serta penghargaan prestasi mahasiswa UNY tahun 2013. Ini hanya sebagian prestasi Rohmatus Naini yang akrab dipanggil Neni, mahasiswa prodi bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang juga penerima beasiswa bidikmisi.
Menurut pengakuannya, ketertarikan Neni pada UNY diawali dari pertemuannya dengan seorang bapak di Sidoarjo yang menyarankan agar kuliah di Yogyakarta supaya dapat berkembang. Alumni SMA Muhammadiyah 3 Sidoarjo tersebut lalu mencari informasi tentang UNY karena merasa memiliki kompetensi untuk menjadi guru bimbingan dan konseling. “Sejak SMP saya suka dengan bimbingan dan konseling,” kata Neni. “Karena dalam bimbingan dan konseling ada ilmu psikologi yang menarik dipelajari.”
Perjuangan Neni menjadi mahasiswa juga tidak mudah karena ayahnya, Mulyono-seorang buruh lepas dan ibunya, Khusnul Mazidah-buruh pabrik rokok, tidak memiliki biaya untuk menguliahkannya. Gadis kelahiran Sidoarjo, 31 Januari 1993 itu lalu mencari informasi beasiswa dan menemukan bahwa pemerintah menyediakan beasiswa bidikmisi bagi siswa yang pandai namun dari keluarga yang kurang beruntung dari segi ekonomi. Neni diterima di UNY karena sertifikat yang dimiliki serta nilai rapot yang baik. Ternyata, sejak SD hingga SMA, Neni selalu mendapat ranking pertama. Pada masa sekolah ini orang tuanya selalu menyuruh untuk fokus belajar, tidak dibebani dengan yang lain.
Ketika ditanya bagaimana cara belajarnya, Neni mengaku bahwa dirinya tidak pernah belajar. Namun warga Desa Kedungbanteng Tanggulangin Sidoarjo tersebut menekankan bahwa dia banyak membaca buku dan banyak bertanya pada kakak tingkat maupun dosen jika ada materi yang tidak dipahaminya. “Jika di kelas, saya fokus pada dosen yang mengajar” kata Neni.
Di kostnya, Neni menyimpan print-out makalah maupun power point materi dosen karena tidak mempunyai laptop. “Saya tidak bisa belajar kalau tidak di print-out” katanya. Bila membutuhkan komputer maka Neni ke Limuny (Layanan Internet Mahasiswa UNY). Uang bidikmisi yang didapatkannya selalu digunakan untuk membeli buku. Koleksi buku dan print-out makalah milik Neni lumayan lengkap dan selalu menjadi jujugan teman-temannya yang ingin belajar. Rohmatus Naini selalu memprioritaskan mana yang lebih penting dalam menggunakan uang bidikmisi yang didapatkannya. (dedy)