Terbang menempuh jarak sekitar 1053 km, delegasi Swedia berkunjung ke UNY guna memberikan gambaran impian tentang studi di negara nordik ini. Perwakilan dari Halmstad University, Linnæus University, dan Kristianstad University mempresentasikan tentang kampusnya kepada lebih dari 70 orang yang memadati Ruang Teater, Museum Pendidikan Indonesia, Selasa (1/4/2014).
Titi Holmgren, alumni salah satu universitas di Swedia asal Indonesia, membuka sesi presentasi dengan profil negara Swedia dan pengalamannya selama kuliah master di Swedia. “Walaupun Swedia memiliki masa lalu sebagai negara dengan tingkat kelaparan tertinggi, kini Swedia dikenal sebagai negara maju dengan kualitas pendidikan terbaik ke-2 di dunia,” terang Titi. Menurut Titi, hal yang mendorong kemajuan negara ini adalah pemerintah yang mendukung total kemajuan pendidikan dan riset. “Swedia memberikan pendidikan gratis bagi warga negaranya dan bahkan memberikan tunjangan kepada mahasiswa yang menempuh studi di bidang riset dan di program doktoral,” tukas Titi.
Titi juga menceritakan keunikan Swedia yang mengunggulkan equality, seperti halnya tiada perbedaan antara laki-laki dan wanita untuk memiliki posisi pekerjaan. “Di Swedia kalian tidak akan menemukan lowongan pekerjaan yang mensyaratkan spesifik, misalnya lowongan hanya untuk wanita, yang berpenampilan menarik dan sebagainya, karena semua gender, bahkan yang berpenampilan menarik atau tidak memiliki hak sama untuk mendapatkan suatu pekerjaan,“ terangnya. Menurut Titi lagi, kehidupan kerja di Swedia itu adalah tentang bekerja dengan partner, bukan tentang atasan-bawahan. “Kami pun merasa nyaman untuk menjalin komunikasi. Bahkan dalam dunia kampus pun, berbicara dengan profesor itu seperti berbicara dengan teman diskusi, partner yang mendukung satu sama lain,” ungkap Titi.
Presentasi kemudian dilanjutkan dengan profil Halmstad University, Linnæus University, dan Kristianstad University. Kampus-kampus yang telah berdiri puluhan tahun ini menerangkan tentang program unggulan dan fasilitas kampusnya. Untuk bisa lolos menjadi mahasiswa di kampus-kampus tersebut, ada persyaratan dokumen yang harus dipenuhi. “Tidak ada proposal penelitian atau kewajiban menghubungi profesor di kampus yang ingin didaftar, hanya persyaratan dokumen,” terang Titi menjawab pertanyaan seorang peserta. Untuk keterangan lebih lanjut tentang cara pendaftaran dan sebagainya, Lisa Lotten Nilson dan Anna Kain Sjodahl menyarankan peserta untuk menghubungi kantor internasional di kampus mereka. Titi juga membuka pintu untuk konsultasi tentang studi di Swedia melalui email titi.holmsgen@telia.com.
Sebelum sesi info di Museum Pendidikan Indonesia, Stigg Pertu (Halmstad University), Hendirk Edlund (Linnæus University), Lisa Lotten Nilson dan Anna Kain Sjodahl (Kristianstad University) sempat berdiskusi dengan Dr. Ing. Satoto E. Nayono, M.Sc., M.A., Ketua Kantor Internasional UNY untuk penjajakan kerjasama UNY-Swedia. Halmstad University tertarik untuk bekerjasama dalam bidang ilmu keolahragaan sedangkan Linnæus University dan Kristianstad University membuka kerjasama di bidang pendidikan guru dan penelitian. “Kami akan mendiskusikannya lebih lanjut di Swedia dan melihat bagaimana prosesnya akan berjalan,” terang Stigg Pertu. (Febi)