Tanggal 31 Desember 2015 akan menjadi titik awal pewujudan ASEAN Economic Community (AEC). Sejak hari itu, sepuluh anggota ASEAN akan bersaing satu sama lain dalam hal integrasi ekonomi regional, untuk memperkuat diri dalam menghadapi era globalisasi. Sebagai salah satu anggota ASEAN, Thailand memprediksi bahwa dalam tahun-tahun berikutnya, Bahasa Melayu akan sangat penting untuk berkomunikasi di ASEAN. Suratthani Rajabhat University, sebuah universitas di selatan Thailand dapat dianggap sebagai pintu gerbang untuk belajar Bahasa Melayu di mana banyak negara-negara dekat yang menggunakan bahasa ini secara luas. Oleh karena itu, universitas telah ditugaskan untuk merancang ulang kurikulum.
Dalam rangka inilah Suratthani Rajabhat University mengunjungi Universitas Negeri Yogyakarta pada Selasa 5 Februari 2013 karena Universitas Negeri Yogyakarta mengajarkan Bahasa Indonesia, salah satu bahasa yang berdialek Bahasa Melayu. Enam delegasi dari Suratthani Rajabhat University datang untuk menandatangani Letter of Intent dan mendiskusikan struktur kurikulum Bahasa Melayu untuk dikembangkan di Suratthani Rajabhat University. Para delegasi yang dipimpin oleh Presiden Suratthani Rajabhat University, Asst. Prof. Dr. Prayote Kupgarnjanagool. Para delegasi lainnya adalah Asst. Prof. Winai Choonualsri, Asst. Prof. Dr. Somchao Chatnuradom, Mr. Pichal Sookwoon, Ms. Tipsatree Tipmonthee, dan Ms. Ivonne Frietche Panjaitan.
Disambut oleh wakil rektor IV UNY, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D., beserta jajarannya, pertemuan tersebut diadakan di Ruang Rapat Senat UNY. Dalam sambutannya, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D. memperkenalkan UNY sebagai universitas yang sangat peduli pada kearifan lokal, kepentingan nasional, dan globalisasi. Suratthani Rajabhat University dan UNYmemiliki latar belakang yang sama di mana kedua universitas adalah lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
Prof. Suwarsih Madya, Ph.D. juga berharap bahwa penandatanganan Letter of Intent akan diikuti oleh tindakan nyata untuk berbagi pengembangan pendidikan dan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi AEC. Prof. Dr. Prayote Kupgarnjanagool sangat menghargai kerjasama ini. "Saya berharap hari ini adalah titik awal dari kerjasama kami. Saya juga berharap bahwa dua universitas akan membangun kerjasama yang lebih besar di masa depan," kata Presiden Suratthani Rajabhat University tersebut. Agenda dilanjutkan dengan sesi diskusi penyusunan draft Kurikulum Bahasa Melayu yang dipimpin oleh Dr. Widyastuti Purbani, Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni. (Dedy)