Mahasiswa UNY yang terdiri dari Desiana Nur Fajari (Prodi Kimia), Syahrudin Yunus (Prodi Pend. Teknik Elektronika), Esa Ria Friatna dan Sugeng Riyadi (Prodi Fisika), berhasil menorehkan prestasi lagi. Para mahasiswa tersebut berhasil menjadi juara I pada Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa (LITM) yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora. Juara I mendapatkan piala, hadiah uang tunai 3 juta rupiah, dan uang pembinaan program 5 juta rupiah. Pada lomba tersebut tim UNY bersaing dengan tim lain dengan memanfaatkan limbah bohlam yang dilukis.
Desiana mengatakan bahwa dewasa ini semakin banyak kebutuhan lampu pada masyarakat menyebabkan semakin banyak pula limbah kaca lampu yang terdapat di lingkungan. Jika tidak cepat ditangani serius akan berdampak pada lingkungan, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Upaya untuk memanfaatan limbah yang lebih inovatif dan ramah lingkungan sangat diperlukan.
Dari permasalahan tersebut, lanjut Desiana, mereka mempunyai gagasan solusi dalam memanfaatkan limbah lampu, khususnya lampu boham yang sudah mati. Lampu bohlam mati dapat dijadikan lampu hias dengan pemanfaatan sinar dari LED dan diperindah dengan teknik (glass painting) yaitu melukis di atas kaca (kaca lampu bohlam). Dengan begitu, limbah lampu bohlam dapat meningkatkan daya saing produk kecil dan menengah, serta dapat menjadi solusi dari pencemarah lingkungan.
Dari kegiatan ini diharapkan tercapainya produk bolkis (bohlam limbah lukis) sebagai alternatif penangan limbah lampu bohlam menjadi produk kerajinan dan industri kreatif. Selain itu, produk ini dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan menengah dalam pemanfaatan limbah di Indonesia.
Lampu hias yang terbuat dari limbah lampu bohlam dan dihias dengan teknik lukis kaca (glass painting) memiliki prospek yang menjanjikan karena banyak faktor keunggulan yang mendukung, yaitu kebosanan pasar dengan produk lampu hias yang monoton. Lampu hias yang terbuat dari limbah lampu bohlam dan dihias dengan teknik lukis kaca (glass painting) merupakan produk yang kreatif serta inovatif sehingga akan banyak konsumen yang meminatinya.
Selain itu, motif lukisan tidak bersifat kaku karena desain lukisan yang sangat beraneka ragam sehingga menambah variasi produk yang menjadi daya tarik konsumen, dan Yogyakarta sebagai kota pariwisata, kota pelajar, dan kota budaya yang akan mendukung pemasaran bolkis.
Harga pokok penjualan lampu bolkis ini ditetapkan dengan harga Rp 20.000 per unit. Harga ini masih bersifat fleksibel, tergantung kepada permintaan konsumen dan disesuaikan dengan tingkat ekonomi konsumen.
“Untuk promosi kami menyebar brosur, pamflet, SMS, iklan gratis di internet, jejaring sosial, membuat artikel untuk blog di internet, web UNY, majalah/koran, dan pameran kerajinan di Yogyakarta dan pameran hasil produk PKM,” tambahnya. (witono)