Melinjo merupakan salah satu jenis tumbuhan Indonesia yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Daun melinjo bisa diolah sebagai sayur dan biji melinjo dapat dibuat menjadi suatu varian makanan yang berbeda, yaitu emping. Makanan yang berbahan dasar melinjo ini akrab bagi masyarakat karena selalu tersedia di mana pun. Emping yang bermutu tinggi adalah emping yang tipis bening kering dengan diameter seragam sehingga dapat langsung digoreng, sedangkan emping dengan mutu yang lebih rendah bercirikan lebih tebal, diameter kurang seragam, dan kadang-kadang masih harus dijemur sebelum digoreng.
Emping yang beredar saat ini masih dibuat dalam satu rasa sehingga dirasa kurang bervariasi. Untuk itu sekelompok mahasiswa Prodi Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY mengolah emping dengan cara berbeda. Nurhadiatmi, Fatmawati Widyansari, Kusnanik Puji L., dan Sri Ningsih menciptakan emping rasa buah melalui pemberian rasa buah pada tahap pembuatan dan akhir sehingga terdapat aroma dan citarasa buah yang tentunya menggugah selera bagi para penikmatnya.
Menurut Nurhadiatmi, pembuatan emping seperti ini dilakukan karena sebagian masyarakat Indonesia memiliki hobi makan cemilan. “Kami berusaha menyediakan cemilan unik yang sesuai dengan keinginan konsumen karena dapat memilih sesuai rasa yang diinginkan,” kata Nurhadiatmi. Fatmawati Widyansari menambahkan bahwa emping merupakan cemilan kegemaran segala usia dan segala lapisan masyarakat, dan dengan emping rasa buah sebagai variasi olahan emping diharapkan konsumen mempunyai pilihan baru yang lebih menarik.
Menurut Sri Ningsih, dalam pembuatan emping melinjo rasa buah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengupas kulit buah melinjo yang sudah tua. Kulit buah melinjo disayat dengan pisau, atau dikelupaskan dengan tangan, kemudian dilepaskan sehingga diperoleh biji melinjo tanpa kulit. Biji melinjo yang telah dikupas dapat dikeringkan, kemudian disimpan terlebih dahulu kurang lebih 2-3 hari sebelum diolah lebih lanjut agar kadar airnya menurun.
Langkah kedua, biji melinjo yang sudah disimpan tadi selanjutnya disangrai di dalam wajan bersama pasir sambil diaduk-aduk sampai matang selama 10 hingga 15 menit. “Biji melinjo yang telah matang tetap dipertahankan dalam keadaan panas sampai saat akan dipipihkan” kata Sri Ningsih.
Langkah ketiga adalah pemisahan biji melinjo dari kulit kerasnya. Biji dikeluarkan dari wajan, kemudian dipukul untuk memecahkan kulit keras dari biji melinjo. Pemukulan harus hati-hati agar isi biji melinjo tidak rusak. Untuk emping melinjo yang tipis, biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya secepat mungkin dipipihkan menjadi emping melinjo.
Pemipihan dilakukan secara manual dan memerlukan keterampilan yang khusus yang hanya diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang cukup lama. Ketika proses pemipihan ujung pemukul dapat dibungkus dengan menggunakan plastik ini untuk menghindari lapisan emping melinjo yang menempel pada ujung pemukul. Kemudian lapisan tipis emping melinjo dilepaskan dari landasan pemipih dengan menggunakan serokan seng atau alumunium.
Pemipihan dilakukan secara manual. Biji melinjo dipipihkan dengan memukul biji di atas landasan pemipih 1 hingga 2 kali sehingga ketebalannya menjadi setengah dari semula. Setelah itu, emping basah ini dijemur sampai kering hingga kadar airnya kurang dari 90%. Emping rasa buah diproduksi dari bahan dasar emping mlinjo yang tipis serta bahan lainnya seperti gula pasir, air, dan pasta buah.
Proses pengolahannya meliputi perebusan 500gr gula pasir, 850cc air, dan 60 ml pasta buah terlebih dahulu. Setelah larutan ketiganya jadi dan dingin, kemudian masukan 1 kg emping mlinjo dan rendam sekitar 7 menit. Kemudian tiriskan dan ditata pada nampan untuk dijemur. Setelah kering, emping digoreng dan didinginkan agar dapat dikemas dan dinikmati. (dedy)