Sebanyak 6 mahasiswa dari Jurusan Fisika, Universiti Putera Malaysia sit in di FMIPA UNY selama dua minggu, 14—27/1/2013. Selama di UNY mereka mengikuti beberapa mata kuliah antara lain: Fisika Dasar, Fiber Optik, Astronomi, Fisika Atom Inti, dan lain-lain. Selain itu juga melawat ke sekolah-sekolah di Yogyakarta dan kegiatan lainnya.
Salah satu mahasiswa UPM, Siti Nor Aliffah Mustaffa, Rabu, 23/1/2013, mengucapkan terimakasih atas layanan yang diberikan oleh UNY yang sangat baik. “Kami banyak menimba pengalaman terutama dari segi perbedaan akademik. Kami telah dikenalkan ilmu-ilmu yang belum ada di universitas kami, contohnya mata kuliah Astronomi, Fiber Optik, dan lain-lain.”
“Dari segi praktikum juga ada perbedaan. Kalau di UNY kami harus membuat instrumentasi sendiri, sedangkan kalau di UPM telah tersedia instrumentasinya. Dari segi konsep pembelajaran hampir sama yaitu antara dosen dan mahasiswa tidak ada jurang, bisa berkomunikasi lebih dekat. Walau kedatangan kami pada saat libur kuliah, teman-teman mahasiswa dari UNY banyak membantu dalam memahami materi yang diberikan karena perbedaan bahasa sedikit membuat kesulitan memahami. Fasilitasnya juga hampir sama,” tambahnya.
Sementara itu, Mohd Hafiy Che Mahadi mengatakan ada beberapa perbedaan dari segi makanan. “Saya suka makanan Indonesia, misalnya nasi gudeg. Rasanya enak sekali. Saya juga sudah merasakan ‘nasi kucing’. Dari segi budaya, kita akan berkolaboarasi budaya antara Indonesia dan Malaysia.”
Dekan FMIPA, Dr. Hartono, mengatakan program sit in ini merupakan tindak lanjut antara UPM dan UNY yang sudah dirintis lama. “Kami berharap lebih jauh ke depan adalah kerjasama pembimbingan tugas akhir. Karena kalau sudah akhir, kami sudah bebas mata kuliah sehingga kami bisa ke Malaysia atau mahasiswa Malaysia ke Indonesia tapi tidak selamanya di sini. Selain itu, para dosen bisa saling bekerjasama di bidang riset. Lebih jauh bisa alih kredit, misal kuliah satu semester dan mengambil beberapa mata kuliah dan itu bisa diakui di sana dan sebaliknya. Tapi ini perlu proses untuk benchmarking kurikulumnya.” (witono)