Frank Aligarh, nama itu terdengar asing bagi lidah Indonesia. Lebih kedengaran seperti milik orang Eropa atau Asia Selatan. Tapi ternyata tidak. Nama unik itu dimiliki seorang mahasiswa asli Indonesia yang diyudisium periode Januari, Rabu (5/2/2014) lalu. Tapi dia tidak semata-mata tertulis di sini sebagai salah satu peserta yudisium di Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Dia adalah peserta yudisium dengan masa studi S1 tercepat di FE UNY dengan waktu tempuh 3 tahun 6 bulan. Selain itu, alumni SMAN 1 Klaten ini juga menempuhnya di S1 Pendidikan Akuntansi Kelas Internasional.
Semua itu tidak semudah awal mulanya. Sosok pria berkacamata ini menceritakan bahwa dirinya harus mengalami kegagalan sebanyak tujuh kali sewaktu proses mendaftar menjadi mahasiswa baru. Berbagai peristiwa menguras emosi dan pikiran sempat ia temui sebelum akhirnya diterima di UNY melalui Jalur Seleksi Mandiri Gelombang II yang notabene gelombang terakhir sebelum pendaftaran benar-benar ditutup. “Saya bersama teman-teman bahkan pernah hampir diculik seorang supir taksi sewaktu mendaftar di Unair (Universitas Airlangga-red),” bebernya.
Perjuangan tak kenal lelah itu berbuah manis. Kini, anak ketiga dari empat bersaudara putra pasangan Muchtar Anshori dan Roudhotul Jannah ini bersanding bersama peserta yudisium lainnya. Berbagai prestasi pun dia peroleh semasa menjadi mahasiswa. Darah yang mengalir dari orang tuanya – yang merupakan ketua salah satu ormas besar Islam di Klaten – rupanya membuatnya menjadi pegiat organisasi yang unggul. Frank, begitu dia disapa, pernah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (HIMA DIKSI), Ketua Komisi Audit Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UNY, dan aktif di beberapa kepanitiaan serta organisasi kepemudaan lainnya.
“Frank itu bahasa Inggris, artinya jujur, sedangkan Aligarh adalah nama sebuah kota dan universitas di India. Nama itu diperoleh bapak saya sewaktu mendapat kesempatan berkunjung di Belanda,” ujar lajang yang juga pernah menjadi peserta The Sixth Youth Peace Ambassador International Training Workshop yang diadakan UNESCO di Thailand pada pertengahan 2013 lalu.
Sebanyak 66 orang yang terdiri dari 36 orang S1 Kependidikan, 25 S1 Non-Kependidikan, dan 5 orang D3 dinyatakan lulus pada upacara yudisium periode ini. Jumlah peraih predikat Dengan Pujian mencapai 30% atau 20 orang, sedangkan 70% sisanya Sangat Memuaskan. Hal ini diungkapkan Guru Besar Ilmu Manajemen UNY, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M. dalam laporannya selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Rerata IPK pada periode ini sebesar 3,36 dengan peraih tertinggi diperoleh Daniati dari Program Studi Pendidikan Akuntansi S1. (fadhli)