Senin (3/2/2014), FIP UNY mendapat kunjungan dari Fakultas Tarbiyah Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini merupakan salah satu dari program kerja dari kepengurusan himpunan mahasiswa dan pengurus BEM dari fakultas tersebut guna melakukan perbandingan dan diskusi mahasiswa mengenai berbagai hal dalam hal civitas akademika, kaderisasi kepengurusan aktivis mahasiswa, metode, fasilitas, dan berbagai permasalahan seputar kegiatan mahasiswa dalam lingkungan kampus.
Setelah sambutan dari kedua belah pihak dan serah terima cidera mata, dibuka sesi pertanyaan bagi mahasiswa UMI bagi Dekan dan Wakil Dekan FIP UNY. Diskusi antar-mahasiswa dan pimpinan di FIP UNY pun berjalan sangat menarik dan komprehensif. Berbagai pertanyaan mengenai bagaimana sarana dan prasarana serta bagaimana metode pengajaran dosen agar para mahasiswa dapat menyerap sepenuhnya materi dari dosenpun mendapat tanggapan positif dari para pimpinan FIP UNY.
Dekan dan Wakil Dekan FIP UNY menjelaskan secara bertahap dan terperinci mengenai beberapa program dari FIP UNY. Dimulai dari bimbingan dan pembentukan karakter yang dicanangkan oleh FIP UNY bagi mahasiswanya. Seperti salah satunya yaitu seperti membiasakan para mahasiswa melakukan semenit untuk kebersihan kelas sebelum pelajaran, dilarang merokok di lingkungan kampus.
Selain itu, diskusi pun membicarakan tentang kebijakan dan kegiatan yang dilakukan selama OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus). Dekan FIP UNY menjelaskan mengenai kegiatan tersebut memang diagendakan untuk mahasiswa baru agar lebih mengenal kampus baru mereka. Namun, kegiatan OSPEK di UNY mengutamakan interaksi humanis antar senior, junior, dan para dosen serta pimpinan di UNY. Sehingga, kesan OSPEK yang sering terekspos di media yang melakukan kekerasan dan perpeloncoan adalah hal yang tidak mungkin ditemui di kampus FIP UNY ini.
Kemudian acara selanjutnya yaitu diskusi mahasiswa yang dipimpin oleh ketua BEM FIP UNY. Para peserta sangat antusias menanyakan berbagai kegiatan civitas akademika, kaderisasi kepengurusan aktivis mahasiswa, metode, fasilitas, dan berbagai permasalahan seputar kegiatan mahasiswa dalam lingkungan kampus serta mendiskusikan berbagai fenomena pendidikan dari lingkup daerah masing-masing.
Sebelum melangkah pada sesi pertanyaan, dari kepengurusan mahasiswa UNY menjelaskan sekilas tentang program kerja dari setiap departmen, kemudian para mahasiswa UMI pun menjelaskan pula beberapa program kerja dan departemen yang mereka miliki. Selain hal tersebut, mereka pun berdiskusi mengenai kegiatan OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) yang telah turun temurun menjadi tradisi setiap masyarakat Indonseia ketika seorang siswa mulai menginjakkan kaki menjadi siswa yang bergelar mahasiswa.
Di UMI, mereka tidak melakukan kegiatan tersebut, namun setiap mahasiswa baru wajib mengikuti pesantren kilat dan pencerahan kalbu yang telah diagendakan oleh pihak universitas. Hal tersebut dikarenakan, UMI merupakan universitas berbasis agama Islam yang mengedepankan dan mempunyai misi mengembangkan intelektual pun dengan bersamaan berkembangnya spiritual setiap insan mahasiswa dengan kegiatan keagaaman yang ditekankan sejak mahasiswa baru.
Sementara UNY, sebuah universitas negeri yang memiliki berbagai ras dan agama yang berbeda setiap mahasiswanya yang mempunyai visi dan misi menciptakan insan manusia yang bertaqwa, mandiri dan cendekia. Tentunya manusia yang bertaqwa sesuai dengan Tuhan dan kepercayaan mashing-masing rekan mahasiswa. Dalam kegiatan pengembangan spiritual pun UNY menyediakan Emotion Spiritual Quotient (ESQ) dalam hal pembentukan karakter yang spiritual sesuai dengan kepercayaan rekan mahasiswa.
Selain itu, UNY pun menggelar kegiatan yang disesuaikan dengan minat setiap mahasiswa yang diselipkan dalam kapita selekta pada acara OSPEK. Seperti pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, dan penulisan jurnalistik. Dengan begitu kegiatan OSPEK pun tidak hanya sekedar penyambutan bagi mahasiswa baru saja. Perbedaan tersebut, dapat menjadikan pelengkap dari setiap program dari UMI maupun UNY. (lar/ant)