Mata pelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan mata pelajaran Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, dan Geografi. Kebijakan penggabungan tersebut akan mempengaruhi implementasi pembelajaran dengan kaidah-kaidah pembelajaran terpadu. Hal tersebut menimbulkan masalah bagi guru karena guru SMP adalah lulusan LPTK yang berlatar belakang kompetensi pendidik profesional untuk satu mata pelajaran. Dalam hal ini, guru memerlukan perangkat assessment pada pembelajaran IPS Terpadu untuk dua kecakapan mendasar yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan sosial.
Rancangan pembelajaran terpadu dengan pendekatan kolaboratif elaborasi peta konsep diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kedua kecakapan tersebut. Model peer assessment merupakan perangkat assessment yang tepat untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran IPS Terpadu dan guru dapat memberikan penilaian secara objektif. Demikian paparan Dr. Rochmiyati di hadapan Dewan Penguji dalam Ujian Terbuka yang digelar di Aula PPs UNY pada Rabu (23/01/2013).
Dewan Penguji yang terdiri dari Wardan Suyanto, Ed.D (Ketua), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (Sekretaris), Prof. Dr. Noeng Muhadjir (Promotor I), Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (Promotor II), Prof. Zamroni, Ph.D. (Penguji I), dan Sumarno, Ph.D. (Penguji II) melontarkan pertanyaan yang beragam dan dapat dijawab dengan baik oleh Dr. Rochmiyati sehingga menghantarkannya menjadi doktor ke-158 di PPs UNY dengan hasil Sangat Memuaskan.
Dalam disertasi yang berjudul “Model Peer Assessment pada Pembelajaran Kolaboratif Elaborasi Peta Konsep IPS Terpadu di Sekolah Menengah Pertama,” dosen FKIP Universitas Lampung tersebut menjelaskan bahwa jenis penelitiannya dilakukan melalui tiga tahap yaitu prapengembangan, pengembangan dan tahap implementasi melalui uji empiris. Perangkat peerassessment kecakapan sosial disebut Rubrik Kecakapan Sosial Siswa, perangkat assessment kecakapan kognitif disebut Jurnal Kecakapan Kognitif Siswa, dan perangkat monitoring pembelajaran kolaboratif disebut Lembar Kendali Pembelajaran Kolaboratif.
Doktor ke-103 di Prodi PEP tersebut lebih lanjut memaparkan hasil penelitian pengembangan model peer assessment-nya, yaitu spesifikasi perangkat model peer assessment yang dikembangkan berbentuk Rubrik Kecakapan Sosial Siswa, Jurnal Kecakapan Kognitif Siswa, dan Lembar Kendali Pembelajaran Kolaboratif. Sementara karakteristik perangkat model peer assessment berbentuk instrumen non-tes, rubrik penilaian dengan peer-rating, jurnal kecakapan kognitif berbentuk tugas individu dan kelompok. Penelitian ini berbasis klasikal, dan pada uji empiris menunjukkan bahwa model peer assessment mempunyai dampak positif pada peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas pada kecakapan kognitif. (Sinta)