Dewasa ini semakin banyak kebutuhan lampu pada masyarakat menyebabkan semakin banyak pula limbah kaca lampu yang terdapat di lingkungan. Jika tidak cepat ditangani serius, hal itu akan berdampak pada lingkungan, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Upaya untuk memanfaatan limbah yang lebih inovatif dan ramah lingkungan sangat diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya intensif dalam penanganan dan pengolahan sampah agar tidak mengganggu kelestarian lingkungan.
Dari kondisi tersebut, mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY yaitu Sugeng Riyadi, Ingge Septia Cahyadi, dan Eza Ria Friatana memanfaatkan limbah lampu, khususnya lampu bohlam yang sudah mati. Lampu bohlam mati dapat dijadikan lampu hias dengan pemanfaatan sinar dari LED dan diperindah dengan teknik (glass painting) yaitu melukis di atas kaca (kaca lampu bohlam). Dengan begitu limbah lampu bohlam dapat meningkatkan daya saing produk kecil dan menengah, serta dapat menjadi solusi dari pencemarah lingkungan.
Produk LAKIS dari limbah bohlam memiliki inovasi baru dari ragam kreasi lampu hias dan lampu tidur yang ada selama ini berada di pasaran yang mana biasanya berbahan baku bukan dari limbah.
Bahan limbah bohlam dipilih karena bentuknya yang unik, murah, dan memiliki karakteristik kaca yang bening yang dapat menjadi media untuk melukis dengan teknik glass painting. Dengan bahan baku limbah yang murah ini menjadikan LAKIS memiliki nilai jual tinggi dan dapat dijadikan kerajinan home industry yang bisa meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan menengah.
Terdapat beraneka ragam jenis lukisan bolkis (bohlam limbah lukis) yang dihasilkan dari pengolahan limbah bohlam dengan teknik glass painting. Ragam tersebut tergolong atas kreativitas untuk menarik masyarakat terhadap produk bolkis.
Untuk mengetahui kualitas lampu lukis sebagai lampu hias dan lampu tidur maka dilakukan pembandingan antara produk lampu hias dan lampu tidur yang telah ada sebelumnya, yaitu lampu hias yang bahan bakunya dari limbah dan penggunaanya masih memerlukan listrik. Hasil perbandingan diperoleh dari wawancara dengan masyarakat mengenai LAKIS sebagai lampu hias dengan lampu hias yang telah ada sebelumnya.
Dari uji perbandingan tersebut terlihat bahwa penampilan produk kerajinan LAKIS sebagai lampu hias dan lampu tidur berbahan baku limbah dari hasil penelitian ini tidak kalah dengan produk kerajinan lampu hias dan lampu tidur yang telah ada. Dilihat dari segi kualitas dan kegunaannya, produk kerajinan LAKIS juga dapat dikatakan serupa dengan produk lampu hias yang telah ada.
Di samping itu, kerajinan lampu hias dan lampu tidur LAKIS ini harganya lebih murah, lebih tahan lama penggunaanya, dan juga dapat dijadikan lampu hemat energi. Hal ini disebabkan bahan baku pembuatan produk kerajinan LAKIS merupakan limbah bohlam yang sudah tidak terpakai di mana limbah bohlam sulit teruraikan. Selain itu, LAKIS dapat dijadikan lampu hias dan lampu tidur hemat energi karena LAKIS tidak menggunakan listrik melainkan baterai HP yang dapat di-chass dan tahan lama sampai semalaman. (witono)