Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Ika Nur Fitriani dan Nur Izatil Hasanah kembali menorehkan prestasi. Kedua mahasiswa tersebut berhasil menjuarai LKTIN Cendikia Fair 2013 yang digelar di Universitas Mulawarman, 14-15 Desember 2013.
Ketika dikonfirmasi di kampus FMIPA, Ika menjelaskan bahwa pada ajang tersebut mereka mempresentasikan hasil penelitian dengan judul “Pemanfaatan Nanofiber Selulosa dari Bagasse Limbah Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta untuk Aplikasi Sel Surya”.
Bagasse merupakan limbah padat yang dihasilkan pada unit penggilingan tebu atau dikenal juga sebagai ampas tebu. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai volume yang cukup besar tiap harinya. Selama ini pabrik membuang limbahnya dengan cara penumpukan. Pabrik membeli sejumlah besar lahan kemudian langsung membuang limbahnya di tempat itu. Bagasse yang terlalu banyak menumpuk di areal pabrik gula dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, lanjut Ika, perlu dilakukan kajian pemanfaatan bagasse agar mempunyai nilai tambah dan dapat menanggulangi pencemaran lingkungan di sekitarnya. Bagasse mengandung banyak selulosa. Selulosa tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi nanofiber selulosa yang dapat digunakan sebagai sel surya.
“Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses sintesis sel surya dari nanofiber selulosa berbahan dasar bagasse Pabrik Gula Madukismo dan mengetahui karakterikstik dari sel surya yang dihasilkan. Metode sintesis nanofiber dengan metode elektrospinning,” lanjut Ika.
Sementara Hasanah menyatakan kalau teknologi pembuatan nanofiber dari bagasse murah karena dilakukan pada kondisi tekanan atmosfer dan cepat. Kehandalan dari metode elektrospinning ini adalah bisa menghasilkan fiber kontinyu yang sangat panjang dengan diameter yang seragam serta dapat diaplikasikan pada berbagai material.
Menurut dia, pembuatan sel surya (solar cell) dari nanofiber dapat dilakukan dengan filtrasi, pengepresan, dan pengeringan menggunakan sinar UV. Plat film sel surya tersebut mempunyai karakteristik transparansi sebesar 71,6%, massa jenis 1,53 g/cm3, dan modulus Young 13 Gpa.
Akhirnya, nanofiber yang dibuat film transparan dari bagasse tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sel surya. Bagasse tersebut dapat dijadikan alternatif sel surya yang murah dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. (witono)