Indonesia diperkirakan akan menjadi negara besar ketujuh dunia pada tahun 2030. Beberapa fakta mengenai kondisi Indonesia sekarang yang mengarah pada perkiraan tersebut, di antaranya ialah: pertama, Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar dengan penduduk terbanyak setalah China, India, dan Amerika Serikat. Kedua, dari segi pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat 16 dunia, dan pada 2030 akan menjadi peringkat 7 dunia. Ketiga, sumbangan terhadap GDP diperkirakan akan mencapai 86% dari 71% total populasi penduduk Indonesia. Keempat, Indonesia merupakan anggota dari G-20. Kelima, besarnya jumlah penduduk Indonesia yang melek dengan sosial media.
Demikian disampaikan oleh Ir. A. Edy Hermantoro, M.Si, Dirjen Migas Kementrian ESDM yang juga merupakan Komisaris PT. Pertamina (Persero), Minggu, 8 Desember 2013 di Auditorium FE UNY. Kuliah umum program Pertamina Mengajar ini diikuti kurang lebih 400 mahasiswa dan dosen FE UNY, serta dihadiri General Manajer Operasi Regional IV Pertamina, Subagyo Hari Mulyanto, beserta jajarannya.
Adapun tujuan dilaksanakannya kuliah umum oleh Pertamina ini disampaikan Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si. dalam sambutannya, “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian Pertamina terhadap dunia pendidikan. Dengan adanya kuliah ini, diharapkan mahasiswa akan memiliki wawasan serta motivasi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia sesuai slogan Pertamina “Ayo Indonesia Mendunia”, tegas Dekan. Selain memberikan kuliah umum, pihak Pertamina juga melakukan penanaman pohon di sekitar Fakultas Ekonomi UNY. Program penanaman pohon ini merupakan bagian dari gerakan Menabung 100 Juta Pohon oleh Pertamina yang menunjukkan komitmen tinggi Pertamina terhadap upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Dalam kesempatan tersebut Edy Hermantoro menjelaskan bahwa,“Beberapa pencapaian Pertamina, yang luar biasa antara lain: Pertamina menjadi BUMN pertama yang masuk Majalah Fortune 500 pada edisi bulan Juli 2013 pada peringkat 122. Selain itu, Pertamina untuk pertama kalinya melakukan akusisi blok minyak yang sudah berproduksi di luar negeri yaitu di Aljazair dan Iraq. Ketiga, Pertamina juga melakukan akusisi beberapa blok di dalam negeri antara lain ONWJ (L.Jawa), WMO (Utara Madura), West Natuna Offshore, Ujung Pangkah Offshore Jatim”, tegas Edy.
Menurut Edy, transformasi Pertamina di awal 5 tahun pertama ialah melakukan perubahan untuk tema fundamental dan tema bisnis. Tema fundamental terdiri dari 3 hal, yaitu: pola pikir dan perilaku yang bebas korupsi dan fokus pada pelanggan, kepemimpinan dalam lingkungan yang baru, dan manajemen stakeholders serta hubungan publik & regulasi. Sementara tema bisnisnya dimulai dari posisi pertama di antara pemain papan atas di sektor hilir hingga profesionalisasi pusat korporat.
“Terakhir, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, Pertamina mengembangkan Program CSR Terintegrasi dengan tema ‘Pertamina Sobat Bumi’. Program ini terdiri dari program pendidikan (Bright With Pertamina), program Desa Binaan (Green Vilage), program Kesehatan (Pertamina SEHATI), serta program Pembinaan Kewirausahaan (Eco-preneurship),” jelas Edy. (lina)