Kali ini Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang mendapatkan kunjungan tamu dari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (UNEJ). Senin (25/11/2013), rombongn diterima oleh dekan dan ketua jurusan dan ketua prodi beserta dosen dan mahasiswa di ruang sidang Ki Hajar Dewantara FIS UNY. Rombongan yang berjumlah 82 orang ini dalam rangka Kuliah Kerja lapangan (KKL) juga ingin studi banding, mengetahui tentang assessment yang berlaku di Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNY.
Hal ini terlontar seperti diungkapkan ketua rombongan, Haryono, M.Hum. “Tujuan kunjungan kami ke Jurusan Pendidikan Sejarah selain dalam rangka KKL, kami ingin mengetahui lebih lanjut tentang assessment yang ada di Jurusan Pendidikan sejarah di sini.”
Dekan FIS UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan ke FIS UNY. Dekan berharap, kesan yang didapat, baik UNY secara umum maupun FIS secara khusus bisa diterima dengan positif. Dekan menyampaikan sedikit obrolan dengan Kajur Pendidikan Sejarah UNEJ, Nurul, “Ada pertanyaan yang muncul dari Bu Nurul, apakah di FIS ada daun yang gugur ya?” guraunya.
Hal ini langsung disambut dengan gelak tawa seluruh hadirin yang hadir. Dekan menyampaikan bahwa dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif, hingga rektor pun sering melakukan sidak ke fakultas-fakultas. Tak jarang ada beberapa tembok yang tak luput dari perhatian rector. Jika ada tulisan yang tidak pada tempatnya, langsung tembok itu akan dicat ulang,. Rektor pernah berkata, “Sabar-sabaran, siapa yang lebih tangguh, yang nulis atau yang ngecat?” ungkap Dekan. Hal tersebut langsung mendapat tepuk tangan dari para peserta kunjungan tersebut. Sementara dekan sendiri juga selalu menyempatkan diri untuk mengecek kondisi toilet yang ada di sekitar kampus FIS.
Sementara itu, Kajur Pendidikan Sejarah FIS UNY, M. Nurrohman, M.Pd., meyampaiakn bahwa saat ini jurusan sedang mengembangkan perpustakaan jurusan. Sumber buku awalnya didapatkan dari mahasiswa yang akan lulus. Mereka diwajibkan menyumbangkan 1 buku dengan tema sejarah. Selanjutnya saat ini agar koleksinya lebih lengkap, para calon alumni diwajibkan dengan memberi uang sekitar 40 ribu yang nantinya akan dibelanjakan buku sejarah oleh petugas perpustakaan yang juga merupakan mahasiswa. Hal ini ditujukan agar mahasiswa jurusan tidak perlu susah payah mencari buku referensi untuk kuliah maupun penelitian.
Nurrohman juga berbagi tentang tips dan trik agar mahasiswa bisa cepat menyelesaikan studinya. Yaitu dengan cara dibekali beberapa mata kuliah penelitian yang hasilnya nanti berupa proposal penelitian. Selain itu, mahasiswa juga dibekali dengan mata kuliah seminar proposal , yang wujud akhirnya nanti berupa proposal skripsi yang akan dinilai oleh teman-temannya sendiri, layaknya ujian proposal skripsi.
Selanjutnya mahasiswa juga dibekali dengan program percepatan studi. Program ini mengasah atau mempertajam mahasiswa dalam bidang penelitian, yang hasilnya nanti berupa proposal penelitian yang akan digunakan sebagai skripsi. Selain itu, juga ada program semester pendek yang dibuka jika kuota minimal 20 orang terpenuhi. Mahasiwa akan menempuh waktu kuliah lebih pendek bahkan bisa hingga kurang dari 4 tahun. Mahasiswa sejarah sudah banyak yang berhasil menyelesaikan studinya.
Untuk assessment, kajur menyampaikan bahwa di jurusannya juga diadakan mid-semester, untuk kehadiran mahsiswa minimal 75% dari jumlah kehadiran dosen. Sementara dosen sendiri berhak menguji apabila jumlah kehadiran 75% dari kewajiban memberi kuliah. ( Sari)