“Jangan anggap skripsi sebagai beban, tetapi anggaplah itu sebagai misi suci untuk menyelesaikan studi,” terang Dra. Siti Perdi Rahayu, M.Hum. kepada peserta dialog jurusan Pendidikan Bahasa Prancis tempo lalu, Kamis (14/11/2013). Dalam dialog ini, para dosen pendidikan Bahasa Prancis memberikan asupan motivasi kepada mahasiswa untuk segera menyelesaikan skripsi berawal dari cara berkawan dengan skripsi. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis dapat memulai bimbingan skripsinya setelah menempuh 100 SKS. Itu sebabnya, Perdi menyebut mahasiswa yang semangat menyelesaikannya sebagai pejuang skripsi. “Anggap segala coretan dalam draft skripsi itu sebagai seni dan sensasi perjuangan, tidak perlu berkecil hati,” sarannya.
Dosen juga menerangkan tentang kajian skripsi yang diharapkan dapat menuntun mahasiswa dalam berskripsi. Adalah Herman, M.Pd. yang menerangkan kajian skripsi di bidang Pendidikan Pengajaran Bahasa Prancis, Dra. Siti Perdi Rahayu, M.Hum di bidang linguistik, dan Dra. Indraningsih, M.Hum di bidang sastra Prancis. Selama hampir tiga jam, dialog dihidupkan dengan topik tentang ruang lingkup penelitian dan kiat-kiat dalam meneliti. Dalam diskusi, Perdi menekankan originalitas skripsi sebagai salah satu poin penting dalam “misi suci” ini. “Menjiplak skripsi itu menjual reputasi dan harga diri karena akan menjadi malapetaka di kemudian hari, jadi jangan sekali-kali mengambil jalan pintas,” jelasnya tegas.
Di sesi kesan dan pesan, peserta dialog sepakat bahwa kegiatan ini bermanfaat bagi mereka. Dewi Retno, mahasiswa P. Bahasa Prancis 2012, mengungkapkan, “Saya kini berpandangan tugas yang awalnya dipandang berat ini sebenarnya bergantung dengan apa yang kita pikirkan.” Khomariyah pun juga bersyukur ia mendapatkan sesuatu dalam dialog ini. “Dialog ini sungguh memotivasi, kini giliran saya yang menjaga semangat,” ungkapnya. (Febi)