“Sekarang ini, beasiswa yang tersedia sangatlah banyak, baik untuk studi lanjut di dalam maupun luar negeri. Tergantung pada kitalah, apakah mau rajin mencari informasi beasiswa tersebut atau tidak.” Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Inty Dienasari, student counsellor Nuffic Neso Indonesia, saat melakukan presentasi mengenai studi lanjut di Belanda di Ruang Rapat Senat Barat Gedung Rektorat UNY pada Jumat (13/9/2013). Presentasi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 50 mahasiswa dan alumni Universitas Negeri Yogyakarta yang tertarik untuk mencari ilmu di negeri kincir angin tersebut.
Pada awal presentasinya, Inty memaparkan bahwa Nuffic Neso merupakan sebuah organisasi independen yang berbasis di Den Haag, Belanda. Organisasi nirlaba ini mendukung adanya internasionalisasi dalam pendidikan tinggi, penelitian, pendidikan, dan pendidikan profesional di Belanda dan di luar negeri, serta bertujuan untuk membantu meningkatkan akses ke pendidikan tinggi di seluruh dunia.
Inty, yang telah bekerja di Nuffic Neso selama tujuh tahun ini menambahkan bahwa terdapat banyak sekali keuntungan jika menempuh studi di Belanda. Beberapa di antaranya, semua program studi yang ada bagi penerima beasiswa adalah program studi internasional, sehingga kuliah disampaikan dalam Bahasa Inggris. Selain itu, 95% masyarakat Belanda menguasai Bahasa Inggris. Jadi, asalkan menguasai bahasa ini, mahasiswa tidak akan menemui kesulitan yang berarti dalam komunikasi sehari-hari. Masalah makanan pun bukan menjadi persoalan karena banyak makanan khas Indonesia yang tersedia di rumah makan-rumah makan di sana. Oleh karena itu, istilah “Home away from home” sangat populer dalam konteks ini, di mana para mahasiswa serasa berada di rumah sendiri, karena tidak sulit untuk beradaptasi.
Dalam presentasi tersebut, para peserta sangat antusias mendengarkan penyampaian beberapa beasiswa yang ditawarkan oleh Nuffic Neso. Mereka juga sangat senang karena dapat secara langsung bertanya lebih jauh mengenai beasiswa-beasiswa tersebut. Beasiswa pertama yang ditawarkan adalah Stuned (Studeren in Netherland) untuk program master dan short course yang diprioritaskan bagi para calon pelamar yang siap berkontribusi untuk kemajuan Indonesia, karena beasiswa ini berbentuk program capacity building. Beasiswa penuh yang mencakup uang kuliah dan biaya hidup ini mensyaratkan pengalaman kerja minimal dua tahun di institusi terakhir.
Selain Stuned, beasiswa lain yang ditawarkan adalah Netherlands Fellowship Programme yang berjumlah sebesar 84.000 Euro selama empat tahun. Beasiswa yang proses seleksinya sangat kompetitif ini juga mensyaratkan pengalaman kerja, yaitu selama tiga tahun dalam bidang yang sama. Untuk mendaftarkan diri pada program beasiswa ini, pelamar harus sudah mendapatkan acceptance letter dari universitas yang dituju.
Beasiswa yang ketiga adalah Orange Tulip Scholarship yang berbeda dari kedua beasiswa sebelumnya karena tidak mensyaratkan pengalaman kerja. Oleh karena itu, fresh graduates juga dipersilakan untuk mendaftar. Untuk melamar beasiswa ini, pelamar juga tidak harus diterima terlebih dahulu di universitas tujuan. Informasi beasiswa yang disponsori oleh institusi pendidikan tinggi dan perusahaan di Belanda serta pemerintah Indonesia ini dijadwalkan akan dibuka pada November 2013.
Inty juga menambahkan bahwa selain ketiga beasiswa di atas, sebenarnya masih terdapat beasiswa-beasiswa lain untuk studi di Belanda yang bisa dilamar seperti Beasiswa Unggulan, Erasmus Mundus, dan DIKTI PhD Jalur Khusus Belanda. Oleh karena itu, agar tidak ketinggalan berita, para pengejar beasiswa harus rajin mencari informasi. Selain itu, persiapan jangka panjang juga diperlukan seperti menghubungi profesor di universitas yang diminati, membuat motivation statement yang baik, serta mencari sertifikat kemampuan Bahasa Inggris seperti TOEFL IBT dan IELTS. Sementara itu, untuk informasi lebih lanjut mengenai beasiswa dan studi lanjut di Belanda, mohon kunjungi http://www.nesoindonesia.or.id atau dapat mengirimkan email kepada Inty melalui alamat inty.dienasari@nesoindonesia.or.id. (tw)