Sektor pendidikan menjadi bagian yang sangat strategis dalam era globalisasi. Pendidikan menjadi ujung tombak negara dalam penyiapan sumber daya manusia yang ditargetkan bisa berdaya saing, baik secara lokal maupun secara global. Pendidikan juga menjadi komoditas unggulan negara guna menarik pelajar/mahasiswa internasional dari seluruh penjuru dunia.
Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan nasionalnya dengan berbagai strategi. Peningkatan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan, serta peningkatan kualitas SDM keluaran pendidikan menjadi program-program strategis jangka panjang ataupun jangka menengah. Australia menjadi salah satu negara yang sukses menjadikan sektor pendidikan sebagai sektor yang unggul, juga sebagai komoditas unggulan. Setiap tahunnya tidak kurang 520.000 pelajar dan mahasiswa internasional mengenyam pendidikan di Australia dan sekitar 17.545 berasal dari Indonesia (Atdiknas-Canberra, 2011).
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Pengembangan Potensi Indonesia mengadakan International Training on Education, Rabu, 9 Januari 2013 di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY. Tema yang diangkat dalam training ini ialah Creating Education Competitive Edge and Leading Advantage in Globalization Era, atau Mewujudkan Sektor Pendidikan yang Unggul dan Berdaya Saing di Era Globalisasi. Sebagai subtema dari training ini ialah Global Education, Developing Schools Competitive Advantage, Teacher Professional Development, ICT in Education, Student Wellbeing and Its Relation to the Nation of Social-Emotional-Learning.
Hadir sebagai pembicara ialah Darryl Carter (International Programs and Business Manager, International Education Services, Department for Education and Child Development), Jacqui van Ruiten (Principal, Salisbury East High School, Department for Education and Child Development), Anthony van Ruiten (Assistant (vice) Principal, School Operations and Human Resources, Henley High School, Department for Education and Child Development), Andrew Inglis (Director of Learning: Learning Potential International, Pty Ltd), dan Petra Wiyakti Bodrogini (ICT in Education Consultant at World Bank).
Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. Dr. Rohmat Wahab, M.Pd, MA, menyampaikan bahwa training on education yang dilaksanakan hari ini sangat bertentangan dengan berita yang muncul, bahwa rintisan sekolah bertaraf international (RSBI) dibubarkan. Rektor menyampaikan keprihatinan bahwa program RSBI dilaksanakan karena adanya keprihatinan dari pemerintah bahwa banyak anak-anak Indonesia yang disekolahkan di luar negeri untuk mencari pendidikan yang terbaik.
Untuk mengatasi hal itu pemerintah membuka RSBI dengan harapan bahwa pendidikan di Indonesia juga memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri. Dengan dibubarkannya RSBI, muncul kekhawatiran bahwa mampukah sekolah-sekolah Indonesia bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini. Rohmat Wahab juga mengharapkan hasil dari kegiatan ini ialah adanya kerjasama antara UNY dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan.
Sebagai pembicara utama, Darryl Carter menyampaikan bahwa banyak kesempatan yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dengan Australia. Beberapa program yang ditawarkan antara lain beasiswa dan program internship bagi siswa ataupun guru. Australia mulai banyak melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia termasuk Indonesia, karena perkembangan negara-negara di Asia cukup baik. Selain itu bahasa Indonesia merupakan bahasa terpopuler kedua, dan Australia masih kekurangan banyak guru bahasa Indonesia. Di beberapa sekolah hanya ada satu atau dua orang pengajar bahasa Indonesia. Bahkan di beberapa sekolah, bahasa Indonesia diajarkan oleh orang Australia dan Malaysia.
Oleh karena itu, Departemen Pendidikan Australia Selatan sangat membuka peluang atau kesempatan bagi orang Indonesia untuk bisa mengajar di Australia. Pemerintah Australia sangat mendorong siswa-siswanya untuk belajar ke luar negeri agar mereka juga mendapatkan pengalaman belajar di negara lain. Satu hal yang sangat mencolok ketika mereka pulang dari negara lain ialah meningkatnya kepercayaan diri. Karena dengan belajar di luar negeri, pengalaman ataupun pengetahuan juga akan meningkat.
Harapan dari training ini akan banyak kegiatan yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan. Apabila tertarik untuk bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan, silakan akses www.asiaeducation.edu.au. (lina)