Guru merupakan unsur terpenting dari pemangku kepentingan pendidikan dalam konteks implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu, guru harus ditatar dan memang akan ditatar selama enam hari kerja sebelum melaksanakan Kurikulum 2013. Siapa saja yang menentukan sukses dalam pelatihan guru? Kunci sukses pelatihan guru itu akan terletak pada 60 narasumber nasional yang akan memberikan penyegaran kepada 372 instruktur nasional. Kemudian, secara hierarkis 372 instruktur nasional itu akan memberikan pelatihan kepada 3.036 guru inti.
Demikian dikatakan Guru Besar UNY, Prof. Suyanto, Ph.D., dalam diskusi pendidikan dan forum media yang dilaksanakan Jumat, 12 Juli 2013 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. “Di tangan guru inti inilah, keberhasilan mengubah cara berpikir para pelaksana Kurikulum 2013 akan bergantung,” kata Prof. Suyanto. “Pada lapis paling akhir, guru inti tersebut akan melatih 6.325 kepala sekolah dan pengawas yang sekolah mereka terpilih jadi target pelaksanaan Kurikulum 2013 beserta 55.762 gurunya sekaligus.”
Menurutnya, dari tugas pelatihan itu, yang penting adalah harus mampu mengubah cara pandang guru untuk bisa berpikir dengan cara, metode, dan evaluasi yang baru sesuai tuntutan Kurikulum 2013. Tugas paling berat ialah melatih para guru SD, yang pada kurikulum baru ini mengalami perubahan pendekatan pembelajaran secara signifikan: dari pendekatan bidang studi beralih ke pendekatan tematik integratif.
Diskusi pendidikan dan forum media yang digagas oleh Kantor Humas, Promosi, dan Protokol UNY tersebut dihadiri pula oleh para pejabat di lingkungan UNY. Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam paparannya mengatakan bahwa target implementasi Kurikulum 2013 yang dilaksanakan mulai 15 Juli 2013 masih terbatas. “Mengingat jumlah target implementasi kurikulum yang masih terbatas, baru sebagian kecil saja yang mendapatkan perlakuan Kurikulum 2013,” kata Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
“Hal ini perlu diantisipasi dengan sungguh-sungguh karena berimplikasi terhadap persiapan yang lebih kompleks daripada sebelumnya, terutama berkenaan dengan SD yang masih bertumpu pada pendekatan tematik-integratif.” Pelatihan untuk penatar inti masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan yang dibuktikan dengan skor yang diperoleh. Karena itu untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan penataran perlu dilakukan pembinaan terhadap praktisi yang lebih intensif dan berkelanjutan.
Sementara Pimred SKH Kedaulatan Rakyat Yogyakarta,Octo Lampito, M.Pd. menyatakan bahwa media siap mensosialisasikan dan menginformasikan kebijakan pemerintah, khususnya Kurikulum 2013. “Media ikut memberikan kritikan saran perbaikan yang bersumber dari masyarakat dan tradisi penyelenggara pendidikan,” kata Octo Lampito, M.Pd. “Harapannya pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan lancar walau masih ada kekurangannya dan media bisa menjadi penghubung antara masyarakat dengan pembuat kebijakan.” (dedy)