IDB UNY mengadakan workshop guna memenuhi kelengkapan 13 gedung yang akan dibangun melalui proyek 7 in 1. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Ballroom 3, Antasari, dan Diponegoro Hotel UNY tersebut bertajuk Workshop Penyusunan Daftar Usulan Alat, Furniture, dan Kelengkapan Gedung dan dilaksanakan estafet selama dua hari, Jumat dan Sabtu (2-3/12). Acara dibuka oleh Wakil Rektor II UNY, Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. dilanjutkan Direktur Eksekutif PIU IDB UNY, Dr. Slamet Widodo, M.T. dan diikuti oleh perwakilan dari masing-masing fakultas, UPT Perpustakaan, dan UPT Puskom.
Pada pembukaannya, Edi Purwanta berpesan agar dalam mengusulkan sebuah alat juga harus memperhitungkan alat-alat lain sebagai pendukungnya. “Jangan sampai kita membeli alat yang maintenance-nya susah dan suku cadangnya tergantung pada produsen barang yang kita beli. Jangan, itu namanya monopoli,” serunya. Para peserta juga diharapkan untuk lebih mementingkan fungsi alat ketimbang kesan wah-nya. “Karena percuma kita mempunyai alat hebat tetapi jarang digunakan,” tegasnya.
Sementara itu, Slamet Widodo menyatakan bahwa proses pembangunan 13 gedung di UNY berikut pengadaan alat, furniture, dan kelengkapannya sebagian besar menggunakan dana loan (pinjaman) dari IDB dan selebihnya rupiah murni pendamping dari pemerintah Republik Indonesia. Total luas pembangunan itu sendiri mencapai 34.000 m2 dan diharapkan sudah mulai dibangun pada awal Maret 2018. “Sebenarnya UNY sudah paling cepat, tetapi karena ini enam universitas dan kebijakan dari perwakilan IDB yang ada di Indonesia mengharuskan kami berjalan bersama-sama, maka UNY harus menunggu,” paparnya.
Pada hari kedua acara dipecah menjadi dua yaitu di Ruang Antasari dan Diponegoro. Masing-masing perwakilan menyusun daftar usulan alat, furnitur, dan kelengkapan gedung sesuai dengan kebutuhan unit masing-masing. Daftar itu dibuat rinci sampai dengan merek barang dan harga perkiraan sementara barang tersebut sesuai dengan amanah Wakil Rektor II dalam pidato pembukaannya. (inf)