Tidak salah jika ada yang menyebut bahwa Jogja adalah miniatur Indonesia. Dalam Achievement Motivation Training yang diselenggarakan oleh bidang akademik dan bidang kerja sama UNY (19/11), tercatat bahwa 128 mahasiswa peserta kegiatan ini merupakan perwakilan putra-putri terbaik nusantara. Para mahasiswa ini berasal dari beberapa program kerja sama dalam negeri UNY diantaranya dari Program PERMATA, ADik, ADik 3T, ADik Papua, ADik Papua Barat, PPGT, Provinsi Sumatra Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Karangasem.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Pantai Goa Cemara, Bantul, Kepala Biro Akademik dan Informasi (BAKI)Sukirjo, M.Pd dalam membuka Achievement Motivation Training menyatakan bahwa penting bagi para mahasiswa untuk tidak hanya sibuk dengan perkuliahan di kelas. “Penting untuk belajar mengenal diri sendiri maupun orang lain, dan juga belajar untuk mengenal lingkungan,” ujar Sukirjo, M.Pd. Lebih lanjut Sukirjo berharap agar para mahasiswa mampu meraih hal-hal positif yang mendorong perilaku yang lebih baik, dewasa, berilmu dan berakhlak mulia.
Setelah mendengarkan arahan dari Kepala Biro Akademik dan Informasi (BAKI), acara kemudian dilanjutkan dengan sesi outbond yang dipandu oleh Danardono, M.Or. beserta tim. Semua permainan dilakukan dalam kelompok. Dari 128 peserta ini, tim outbond membagi mereka menjadi 10 kelompok. Permainan pertama adalah mengurai tali kusut yang terikat di tangan masing-masing anggota kelompok. Untuk lima kelompok yang bisa menyelesaikan permainan pertama, mereka berkesempatan mencoba asah otak dengan bermain berjalan menghindari `ranjau` yang bisa meledak. Tak berapa lama kemudian, 5 kelompok lainnya mendapat kesempatan untuk ikut lomba bakiak 3. Cukup banyak peserta yang kesulitan untuk berjalan dengan cepat dengan bakiak yang unik ini.
Permainan kembali dilanjutkan setelah istirahat siang, pada permainan `Blind Horse` 10 kelompok yang ada berlomba untuk mendapatkan poin yang diletakkan di tanah maupun di ranting pohon. Satu orang di baris paling belakang dari masing-masing kelompok bertugas sebagai kusir, sedangkan sisanya bertugas menjadi kuda. Meskipun terlihat sederhana, masih banyak kusir yang kesulitan dalam mengarahkan para kuda karena mata para kuda ini ditutup dengan kain.
Permainan-permainan ini sebenarnya tidak hanya mengajarkan soal menang kalah. Para peserta diharapkan belajar mengenai kepemimpinan, komunikasi yang efektif, koordinasi dan kesabaran. Beberapa momen lucu juga menjadi alasan bagi mahasiswa UNY yang berasal dari berbagai penjuru nusantara ini semakin akrab dan berbaur. (Laksa)