Semakin kompleksnya permasalahan di era globalisasi mengharuskan sebuah negara untuk lebih memperhatikan semua lini dan aspek di dalamnya. Itulah rumusan yang diusung dalam dialog antara TNI AU dan Mahasiswa BEM UNY pada hari Selasa (25/5/2013). Bertempat di lantai 3 Gedung Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Pusat Pengembangan Kurikulum Instruksional dan Sumber Belajar (PKIS) memfasilitasi pertemuan antara militer dan akademika untuk saling berbagi informasi sekaligus silaturahmi.
Forum dialog ini dimoderatori oleh Letkol. Adm. Imam Supangat, S.Sos. Diawali dengan sambutan dari Kolonel Jorry S. Koloay yang mengatakan, “Kami berharap dialog ini menghasilkan solusi dan hak-hak yang dapat diimplementasi hubugan antara militer dan sipil.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari pihak TNI mengenai tugas dan kewenangan militer dalam ikut menjaga pertahanan dan keamanan negara. Dalam paparannya, salah satu contoh kontribusi warga sipil sebagai komponen cadangan dalam memperkuat pertahanan dan menjaga keamanan negara adalah ketika mahasiswa UNY berhasil mengembangkan roket, rompi, dan robot yang berhasil menjuarai berbagai kejuaraan.
Paparan dan penjelasan tersebut mengundang antusiasme mahasiswa BEM UNY mengenai istilah warga sipil sebagai komponen cadangan. Itu terbukti dari pertanyaan yang diungkapkan oleh beberapa perwakilan mahasiswa. Pertanyaan mahasiswa berkisar mengenai sejauh mana peran warga sipil sebagai komponen cadangan, UUD Komponen Cadangan, peran akademisi dalam pertahanan nasional dan bagaimana TNI mensosialisasikan masalah pertahanan nasional kepada masyarakat.
Pertanyaan mahasiswa dijawab dengan lengkap oleh beberapa anggota TNI. Dan yang cukup menarik dari jawaban yang diungkapkan oleh seorang perwakilan TNI adalah mengenai istilah “wajib militer” yang menurutnya perlu dilaksanakan di Indonesia. “Beberapa negara di Asia sudah memberlakukan adanya wajib militer bagi warganya. Salah satunya Korea. Wajib militer dapat membentuk karakter bangsa sekaligus memperkuat pertahanan nasional,” tegasnya. (binar)