Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) mengikuti Program International Student Development Project atau Sit in di Universitas Kasetsart Thailand. Kegiatan tersebut bertujuan memberi kesempatan mahasiswa FIS UNY untuk menimba ilmu tentang budaya akademik, perkuliahan, kegiatan mahasiswa di Universitas Kasetsart Thailand (29/10-13/11). Peserta kegiatan ini merupakan mahasiswa terpilih dari FIS UNY yang diseleksi oleh U2IK FIS UNY yaitu Ersyah Yulia Nur (Pendidikan Sejarah 2015), Syarifah Aini (Pendidikan Sejarah 2014), Rahmat Hidayat Asri (Ilmu Komunikasi 2014), Ratna Dewi Wulandari (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 2014), Ghoffar Amin ( Pendidikan Geografi 2014), Fanin Ari Proyono (Pendidikan Sosiologi 2014), Zulfah Nuraini (Ilmu Administrasi Negara 2015), dan Rahmadiyah Suciaty (Ilmu Sejarah 2015).
Kedatangan mahasiswa FIS UNY disambut oleh dekan, dosen dan beberapa mahasiswa Universitas Kasetsart Thailand. “Kegiatan ini diawali dengan pengenalan kampus dengan berbagai fasilitas salah satunya bus kampus tanpa tarif apapun. Selain itu, Universitas Kasetsart Thailand memperkenalkan keunggulan kampusnya yakni agribisnis yang memang memiliki produk dengan kualitas baik” jelas Ersyah.
Para mahasiswa mengikuti kegiatan perkuliahan tentang Thai History dengan dosen Lalita hanwong, Ph.D. Usai perkuliahan, mahasiswa FIS UNY berkesempatan untuk mengunjungi Grand Palace dan Wat Pra Si Rattana Satsadaram. Grand Palace Bangkok adalah bangunan yang besar dan anggun, yang terus memukau para pengunjung dengan arsitektur yang indah dan detailnya yang rumit, yang semuanya memberikan rasa hormat dan bangga akan kreativitas dan keahlian orang Thailand. Hingga hari ini, kompleks Grand Palace ini tetap menjadi pusat spiritual dari Kerajaan Thailand. “Momentum berduka di Grand Palace sangatlah terlihat, ditandai dengan penggunaan pakaian hitam atau putih juga terdapat pita hitam tanda duka cita” ungkap Yoko.
Yoko menambahkan, di dalam Grand Palace ada juga Royal Reception Halls. Saat ini hall tersebut digunakan untuk acara-acara seremonial penting seperti penobatan Raja. Ruangan hall ini juga berisi takhta yang antik, digunakan sebelum gaya barat saat ini digunakan. Pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruang resepsi yang luas bergaya Eropa atau Grand Palace Hall (Chakri Maha Prasat). Selain itu, ada juga Hall Dusit yang mengesankan, dinilai sebagai bangunan arsitektur terbaik dalam gaya arsitektur ini, serta sebuah museum yang memiliki informasi pada pemulihan Grand Palace, model skala yang memiliki banyak gambar Buddha. “Saat ini, terdapat peraturan khusus yang harus dipenuhi ketika mengunjungi Grand Palace yakni pengunjung harus menggunakan pakaian hitam atau putih sebagai tanda berduka cita dan penghormatan untuk Raja Thailand ke-9. Karena situasi yang sedang berkabung, maka tidak diperkenankan mengambil foto sembarang tempat. Hanya tempat dan sudut tertentu saja yang boleh untuk mengambil gambar” paparnya. (Ersyah/Eko)