Sebagian mahasiswa di Yogyakarta, tak terkecuali di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, adalah mahasiswa perantau. Mereka meninggalkan orang tua dan kampung halamannya demi menuju tempat menuntut ilmu. Di Yogyakarta, mereka lantas bersinggungan dengan banyak hal baru. Teman baru dari berbagai daerah di Indonesia, serta kebiasaan dan lingkungan baru di Yogyakarta yang belum pernah ditemui di daerah asal, semuanya memberikan pengaruh dalam kehidupan si perantau. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan mental agar mahasiswa perantau bisa merasa betah di tanah rantau. Demikian pula yang dialami Dibyo Waskito Guntoro, lulusan terbaik pada Yudisium FE UNY Periode Oktober 2016.
Alumnus Program Studi (Prodi) S-1 Pendidikan Ekonomi ini mengatakan, salah satu kunci agar kita bisa maksimal menempuh studi di perantauan adalah membuat diri kita betah. “Keluarga selalu berpesan, “kamu yang menjalani kuliah di sana, kamu yang tinggal di lingkungan itu, jadi, buatlah lingkunganmu senyaman mungkin,’ dan itu saya rasakan betul selama di Jogja. Saya berusaha membuat diri saya merasa nyaman di sini,” ucap anak kedua pasangan Dimin (52 tahun), dan Suryawati (48) ini.
Lulus dengan IPK 3,78, Dibyo tidak hanya mengasah kemampuan akademiknya, tapi juga non akademiknya. Dibyo tidak ragu mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kompetisi guna mengasah keterampilan softskill-nya. Mulai dari aktif di Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Ekonomi, menjadi Kepala Departemen (Kadep) di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas, hingga menduduki posisi Direktur Islamic Mini Bank (IMB) FE UNY pada 2015 lalu telah menjadi nilai tambah bagi curriculum vitae-nya.
Selain itu, peraih Peringkat 2 Siswa Berprestasi program IPS di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 ini juga pernah memperoleh Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Esai pada gelaran NERS VAGANZA WILAYAH II ILMIKI AND NURSING FAIR 2014di Universitas Sriwijaya dua tahun lalu. “Orang tua saya sebenarnya sempat meragukan pilihan jurusan saya saat di SMA. Bahkan kakak juga seolah tak percaya saya lebih memilih IPS daripada IPA. Tapi saya mampu buktikan, ini memang pilihan paling tepat untuk saya,” terang lulusan SMA N 1 Muaraenim ini.
Dalam upacara yudisium Periode Oktober , Senin (31/10) lalu, FE UNY meluluskan 83 orang yang terdiri dari 16 orang S1 Kependidikan, 45 orang S1 Non Kependidikan, dan 22 orang Program D3. “Peraih predikat Dengan Pujian sebanyak 16 orang, atau 19,28 %. Dibyo Waskito Guntoro menjadi yang terbaik dengan raihan 3,78. Sedangkan rata-rata keseluruhan IPK pada periode ini adalah 3,38,” ungkap Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D dalam laporannya di bidang akademik. (fadhli)