Sabtu (29/10) menjadi hari yang dinanti mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jalur kerja sama. Pasalnya di hari tersebut, mereka diundang untuk mengikuti Ekskursi Budaya yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY. Ada beberapa tempat destinasi yang dikunjungi, yang semuanya berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, antara lain Ketep Pass, Candi Borobudur, dan Gereja Merpati. Mahasiswa kerja sama yang berjumlah 28 orang dan berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Karang Asem, dan Kabupaten Bangka Tengah tersebut nampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ekskursi.
Tak hanya mengundang mahasiswa baru jalur kerja sama, agenda tersebut juga turut mengundang mahasiswa program PERMATA (Pertukaran Mahasiswa Tanah Air) Nusantara 2016 yang duduk di Semester 5. Peserta program PERMATA sejumlah 8 orang berasal dari universitas mitra di Indonesia, seperti dari Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) dari berbagai program studi.
Acara Ekskursi Budaya tersebut diawali dengan kunjungan ke Ketep Pass, yakni menara gardu pandang untuk memantau aktifitas merapi. Mahasiswa dikenalkan dengan alam dan kondisi di sekitar gunung Merapi paska erupsi tahun 2010 lalu. Tak hanya itu, mahasiswa juga diajak untuk menonton film dokumenter mengenai aktifitas Merapi. Rosita, mahasiswa baru Asal Karang Asem, Bali mengungkapkan “Alam Ketep Pass sangat sejuk. Selain itu, film dokumenter tadi cukup bagus dan menambah pengetahuan mengenai gunung api”.
Paska puas menikmati pesona alam Ketep Pass dan mendapatkan sedikit pengetahuan mengenai gunung api merapi, para mahasiswa pun melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur. Candi Borobudur mampu membuat mereka takjub karena kemegahannya. Dengan dipandu seorang pemandu wisata dari Borobudur, rombongan dari KUIK UNY menapaki setiap anak tangga candi sembari mendengarkan penjelasan budaya seputar pembangunan candi tersebut. “Borobudur diperkirakan dibangun pada Abad ke 9. Namun karena pada tahun 1006 terjadi letusan gunung Merapi yang sangat dahsyat, bangunan ini terkubur ratusan tahun dan baru ditemukan Abad ke 18 oleh Gubernur Jenderal Inggris, Raffless” ungkap sang pemandu.
Perjalanan ke Candi Borobudur tersebut dilanjutkan dengan mengunjungi Gereja Merpati, salah satu destinasi wisata baru dan unik di Magelang. Bangunan gereja tersebut mendapat perhatian masyarakat luas karena bentuknya yang menyerupai burung merpati. Meski demikian, banyak penduduk yang menyalahartikan bentuk gereja tersebut seperti ayam. Tak heran, penduduk sekitar lebih familiar menyebut gereja tersebut sebagai Gereja Ayam.
Meski Gereja Merpati adalah tempat ibadah, masyarakat umum dipersilakan untuk mengunjungi. Hal tersebut menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa kerja sama dan PERMATA mengenai sikap toleransi beragama yang ditunjukkan warga Magelang. (Wulan)