“Acara hari ini adalah sesi wajib untuk mahasiswa yang berangkat ke UNY melalui program kerja sama. Mengapa? Karena kami ingin adik-adik mahasiswa yang belajar di UNY baik untuk 1 semester maupun 4 tahun, tidak menghadapi hambatan terutama dalam sisi budaya,” ujar Dr.-Ing. Satoto E. Nayono, M.Eng., M.Sc. mengawali sesi pertama pembekalan wawasan budaya dan akademik bagi mahasiswa kerja sama UNY di Ruang Rapat Senat Timur UNY,(14/10), mahasiswa yang hadir berasal dari Program PERMATA (6 orang), Provinsi Sumatera Selatan (10 orang), Kabupaten Karang Asem(8 orang), dan Kabupaten Bangka Tengah(9 orang).
“Budaya itu seperti gunung es. Yang terlihat itu hanya 10 %, sisanya yang tidak terlihat dan membentuk karakter kita itu 90 %. Cara kita berpakaian, cara berbicara dan berbagai kebiasaan adat istiadat itu gampang dilihat dan ditiru. Namun untuk nilai-nilai yang mendasari karakter dan prioritas seseorang itu tidak terlihat. Inilah yang perlu kita salami agar tidak mengalami benturan budaya,” kata Dr.-Ing. Satoto E. Nayono, M.Eng., M.Sc, dalam presentasinya yang berjudul”Pengantar Pengenalan Budaya Jawa”.
Orang Indonesia secara umum memiliki high context culture. Ada tanda-tanda seperti bahasa tubuh yang perlu untuk dipahami. “Orang Jogja terkenal dengan kemampuannya menahan diri sehingga tidak akan mengeluarkan kata-kata yang terus terang. Volume dan nada suara juga tidak kalah penting. Disini kalau ada orang yang bicara dengan nada tinggi dan keras artinya marah-marah. Jarak ruang pribadi ketika berbicara yang nyaman juga perlu diperhatikan,” papar Dr.-Ing. Satoto E. Nayono, M.Eng., M.Sc.
Pada sesi kedua, Dr. Margana, M.Hum.,M.A dalam presentasi berjudul “Pembelajaran secara mandiri untuk Menggapai Cita-Cita Mulia demi Nusa dan Bangsa” mengawali dengan menjelaskan mengenai 4 pilar pendidikan yang terdiri dari learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan sesuatu), learning to be (belajar menjadi sesuatu) dan learning to live together (belajar hidup bersama). Untuk meraih prestasi akademik, beliau menekankan perlunya perubahan tingkah laku dalam proses belajar yang dilakukan secara sadar, bersifat kontinyu, memiliki tujuan yang terarah. (Laksa)