Rizal Justian Setiawan, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY bersama empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Fauziyyah Diyah (Kimia, 2014), Titik Wulandari (Matematika, 2014), Shinta Hanifati (Fisika, 2013) dan Rizka Alina (Pend. Bahasa Inggris,2013). kembali menorehkan prestasi di Kompetisi Internasional. Setelah sebelumnya meraih Gold Medal dan Semi Grand Award kategori Renewable Energy dalam ajang World Invention Creativity Contest (WICC) di SETEC South Korea. Mereka kembali meraih Medali Emas pada Category M pada ajang 3rd International Young Inventor Award (IYIA) di Surabaya Convention Hall pada tanggal 6-8 September 2016. International Young Inventor Award (IYIA) merupakan acara lomba tahunan yang diadakan oleh INNOPA yang bekerjasama dengan IFIA, WIIPA dan beberapa partner Internasional Office lainnya. Acara ini diikuti oleh ratusan inventor dari beberapa negara, di antaranya Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Mesir, Thailand, Taiwan, Kanada, Yordania, India, Sri Lanka dan beberapa negara lain.
Rizal menceritakan bahwa lomba ini berkonsep pameran dimana setiap invensi mendapat meja dengan sistem penjurian adalah presentasi dan tanya jawab dalam bahasa inggris. “Juri dari berbagai negara, berputar mengunjungi tiap meja dan melakukan tanya jawab dengan inventor,” cerita Rizal. “Perangkat yang harus disediakan dalam ajang ini antara lain poster, brosur dan produk invensi.” Deskripsi karya, keunggulan produk, implementasi dan perihal paten menjadi pertanyaan wajib juri dan berdasarkan hasil akhir yang dicapai separuh lebih dari keseluruhan delegasi Indonesia mampu menyumbangkan medali termasuk Rizal beserta timnya yang mampu mampu menyumbangkan medali Emas.
Tim UNY masuk dalam Kategori M yaitu Necessaries of Life dengan invensi ‘Utilization of Waste Melinjo (Gnetum gnemon) as Environmentally Friendly Briquette Material’ yang membutuhkan waktu sekitar 2 bulan dalam penelitian pengerjaannya. “Jadi kita membuat suatu energi alternatif atau Renewable Energy yang bisa menggantikan arang kayu, dengan nyala api dan tingkat keawetan pembakaran yang jauh lebih baik dari arang serta dengan harga yang lebih murah karena memanfaatkan limbah melinjo yang selama ini tidak terpakai,” beber Rizal “Kami telah menguji coba keefektifan inovasi kami ini dengan mencari mitra seperti tukang sate, pedagang angkringan dan mereka-mereka yang sering menggunakan arang sebagai media untuk pembakaran”. Kategori ini menurutnya merupakan tantangan yang sangat berat karena lawannya adalah invensi canggih dan luar biasa yang sudah berbasis riset lanjutan bahkan beberapa di antaranya ada yang telah memiliki hak paten. Selama pengerjaan Rizal dan tim juga mendapati beberapa kendala seperti manajemen waktu, uji coba dan persiapan. (Rizal/humasFT)