Owner Smart Batik Indonesia sekaligus Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta bidang Sosial, Budaya, Pariwisata, dan Bela Negara 2016, Miftahudin Nur Ihsan kembali membuat inovasi dalam dunia batik. Kali ini, Ihsan mengombinasikan Batik motif virus dengan Jumputan, sehingga tercipta batik jumputan motif virus yang belum pernah ada sebelumnya.
Alumni Jurusan Pendidikan Kimia UNY 2016 itu mengaku bahwa cukup sulit untuk mengombinasikan batik dan jumputan. “Dalam proses pembuatan, kami harus berjuang berulang kali karena sifat batik dan jumputan yang bertolak belakang ketika diwarna menggunakan warna naftol. Alhamdulillah akhirnya kami dapat mengombinasikannya setelah berulang kali mencoba. Sengaja saya angkat motif virus dalam produk ini (virus influenza dan virus HIV) karena selain belum pernah ada yang membuat, saya juga ingin memberikan edukasi tentang bahaya virus ini kepada konsumen yang membeli produk saya. Ya, meskipun motifnya sedikit ekstrim, tetapi saya berharap produk ini akan bermanfaat” kata Ihsan.
Pemuda yang beralamat di Ketanggungan WB II/429, RT 57, RW 12, Kelurahan Wirobrajan, Yogyakarta ini memang baru 1 tahun fokus di dunia batik. Meskipun demikian, sudah banyak prestasi yang diraih khususnya ketika membawakan Smart Batik Indonesia, seperti Juara 1 Lomba Inovasi Bisnis Pemuda bidang Jasa dan Perdagangan BPO DIY 2016, Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta bidang Sosial, Budaya, Pariwisata, dan Bela Negara 2016, dan Juara 1 Lomba Inovasi Mahasiswa bidang Industri Kreatif Dinas Dikpora DIY 2016. Selain itu, Smart Batik Indonesia juga telah sukses memasarkan dan memproduksi batik bermotif pendidikan, kesehatan, MIPA, transportasi, dan pertanian.
Bertepatan dengan peringatan Hari Batik tanggal 2 Oktober 2016, Ihsan berharap agar generasi muda lebih berperan aktif dalam menjaga eksistensi batik sebagai budaya asli Indonesia. Selain itu, Ihsan juga berharap pengusaha-pengusaha batik khususnya yang masih muda, terus dibina dan difasilitasi untuk mengembangkan usahanya.