Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A menerima kehormatan sebagai perwakilan Indonesia dengan menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) “Think-Tank Alliance Tiongkok - RI”. Sementara itu, dari pihak Tiongkok diwakili oleh Presiden Beijing Foreign Studies University (BSFU), Prof. Peng Long. Agenda tersebut dihelat di Gui Yang, China (1/8). Dalam kesempatan yang sama, hadir pula Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Indonesia, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak.
Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut berawal dari dibentuknya Lembaga Wadah Pemikir Tiongkok Indonesia (CIUTTA). CIUTTA didirikan dalam upaya untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan penting dengan Presiden Xi Jinping dari Republik Rakyat Cina dan Presiden Joko Widodo dalam Joint Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between the People’s Republic of China and The Republic of Indonesia dan the Joint Communiqué on the China-Indonesia Vice Premier Level People-to-People and Cultural Exchange Mechanism dan untuk menciptakan sebuah platform untuk dialog, pertukaran dan kerja sama antara para pemikir di universitas- universitas Cina dan Indonesia.
Saat ini, baru 7 universitas yang tergabung dalam CIUTTA. Ketujuh perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Yogyakarta, BFSU (dari Tiongkok), Central China Normal University, dan Hebei Normal University.
Nota kesepahaman ini diharapkan mampu memperkuat kerjasama antara universitas – universitas di Indonesia dan universitas – universitas di Tiongkok, mempererat pertukaran budaya, serta membangun kemitraan strategis dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, teknologi dan sains, serta bidang – bidang strategis lain.
Sebelumnya, Rektor UNY dan Presiden BFSU melalukan pembicaraan singkat sebelum akhirnya sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman tersebut. (BFSU/Humas KUIK)