Dinas Sosial Provinsi DIY melakukan kegiatan penyuluhan sosial di Balai Desa Palbapang Bantul (23/7). Penyuluhan sosial tentang bahaya narkoba, penanganan pengemis, gepeng, dan anak jalanan ini dikemas melalui media seni tradisional berupa pementasan wayang kulit semalam suntuk. Penyuluhan ini melibatkan beberapa instansi, diantaranya Pemkab Bantul, Dinsos Bantul, Kepolisian, TNI, Muspika, LSM, dan Seniman. Hadir tamu istimewa adalah mahasiswa Kemitraan Negera Berkembang (KNB) UNY yang berasal dari beberapa negara dengan membawa beraneka ragam budaya, bahasa dan agama. Secara nonformal hadir juga WR IV UNY yang juga penggemar wayang , Dr. Senam, M.Si.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Sosial DIY, Drs. Untung Sukaryadi, MM. memberikan sosialisasi tentang berbagai produk hukum tentang penanganan peredaran narkoba, dan permasalahan anak jalanan, pengemis, dan gepeng yang akhir-akhir ini telah meresahkan masyarakat Jogja. Selain itu, beliau mengajak seluruh lapisan masyarakat mulai dari lingkup keluarga hingga level tertinggi di negara ini untuk bahu membahu mematikan siklus peredaran narkoba. “Telah banyak korban meninggal sia-sia, terutama generasi muda akibat peredaran barang terlarang itu. Mari selamatkan negara dan bangsa serta generasi kita dari bahaya narkoba, “ajaknya kepada seluruh penonton yang memadati halaman Balai Desa Palbapang.
Senada, bupati Bantul yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Asek III, Sunarto, SH., MM. sangat menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan penyuluhan seperti ini. Selain untuk memberikan penyuluhan sosial kepada masyarakat, juga sebagai sarana melestarikan warisan budaya, dan memperkenalkan wayang kepada dunia.
Pemirsa disuguhi pementasan wayang cakruk dengan dalang Ki Waluyo. Untuk acara inti pagelaran wayang kulit dengan lakon Anoman Duta dengan dalang Ki Seno Nugroho. Lakon yang menceritakan kisah perjalanan Anoman menjemput Dewi Sinta dari negeri Ayodya (milik Prabu Ramayana) ke Alengka (Prabu Dasamuka) ini dengan seksama didengarkan oleh penonton yang padat hingga di jalan raya Srandakan Bantul. Tidak lupa, dalang selalu menyisipi guyonan yang berisi tentang bahaya narkoba dan sejenisnya.
Mahasiswa KNB, walaupun tidak paham apa yang diceritakan oleh dalang, namun sangat antusisas mendengarkan menikmati setiap alur cerita. Mereka menyaksikan keindahan gerakan wayang, mendengarkan lantunan gendhing - gendhing jawa oleh waranggana cantik yang diiringi instrument gamelan oleh wiyaga yang sangat memukau dengan skill yang mumpuni.
Pada sesi “Limbukan”, tampilah salah satu mahasiswa KNB yaitu Martin dari negara Rwanda di atas panggung. Terjadilah interaksi antara Martin dengan dua bintang tamu, dalang, para sindhen, dan wiyaga. Dalam interaksi tersebut, sebagai wakil mahasiswa KNB sempat ditanyai beberapa pertanyaan tentang daerah asal, serta program studi yang diambil saat belajar di PPs UNY. Selain itu, pendapat mereka tentang bahaya narkoba dan ketertarikan dengan kesenian wayang kulit. Kurang pahamnya mahasiswa KNB tentang bahasa Jawalah yang membuat penonton terhibur. Diharapkan dari kegiatan ini menambah pengetahuan mahasiswa tentang kebudayaan Indonesia khususnya kesenian wayang kulit dan dapat dikenalkan di negara asal. (Rubiman)