Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) angkatan 2010 kelas A mendapat undangan dari Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk mengikuti audiensi dalam program acara Jogja Istimewa. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Bambang Purwoko M.A. sebagai wakil dari tim penyusun perda DIY, Tavib Agus Rayanto, M.Si. kepala Bapeda DIY, dan Arif Nur Hartanto anggota DPRD DIY. Selain itu, juga hadir sebagai peserta antara lain Karang Taruna Kabupaten Sleman, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Mahasiswa Universitas Gajah Mada, dan Purna Paskibraka. Acara yang berlangsung di Hotel Sahid Rich Jogja tersebut mengambil tema “Peraturan Daerah Istimewa (Perdais)”.
Acara diawali dengan parodi dari komunitas Kumpul Sedoyo kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang membahas simpang siur Perdais. Audiensi yang berlangsung selama satu jam ini berjalan sangat menarik. Banyak pertanyaan dilemparkan oleh peserta audiensi maupun pemirsa di rumah via telepon kepada pembicara. Tak mau kalah dengan peserta lain, Windha Prasetyaning Adhy mahasiswa Pendidikan Sejarah UNY pun turut andil dalam diskusi tersebut.
“Adakah tujuan pemerintah pusat dengan mempermasalahkan gelar Sri Sultan? Di mana masih banyak hal lain yang harus dibicarakan. Apakah hal ini bukan merupakan sebuah pengkhianatan ketika kita melihat secara historis bahwa Sultan atau Yogyakarta telah banyak berjasa pada awal kemerdekaan Republik Indonesia hingga Sultan sendiri mau berintegrasi dengan RI? Dan sebesar apakah pengaruh gelar tersebut bagi keistimewaan Yogya?“ tanya mahasiswa asal Temanggung tersebut.
Menanggapi pertanyaan Winda, Bambang Purwoko M.A. sebagai wakil dari tim penyusun Perdais menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. “Kalau pusat sebenarnya tidak mempermasalahkan, bahkan masalah gelar itu kan justru sudah final, sudah dicantumkan di UU Keistimewaan. Yang jadi masalah sekarang apakah di setiap teknis penulisannya harus lengkap seperti itu atau hanya cukup Hamengkubuwono saja,” jawab Bambang.
Setelah tanya jawab yang cukup lama, akhirnya acara audiensi sore itu pun berakhir pukul 17.00 WIB. Seluruh peserta, tidak terkecuali mahasiswa Pendidikan sejarah 2010 kelas A, mengakhiri acara dengan foto bersama dan berbincang-bincang dengan pembicara. (iskandar/Eko)