Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

POT LIMBAH JERAMI PENGGANTI POLYBAG

$
0
0

Polybag banyak dimanfaatkan dalam proses persemaian berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman pertanian, perkebunan hingga tanaman perhutanan. Seiring semakin banyaknya kebutuhan akan penggunaan polybag, bertambah pula masalah limbah plastik polybag yang terbuang sia-sia. Sampah dari polybag itu termasuk jenis sampah plastik yang sangat sukar terurai oleh mikroba didalam tanah, sehingga jika polybag terus digunakan maka semakin lama beban pencemaran tanah oleh sampah polybag semakin besar. Akhir-akhir ini telah dikembangkan berbagai upaya untuk mengurangi penggunaan polybag, salah satunya yaitu dengan menggunakan pot organik. Bahan organik yang berpotensi untuk bahan pembuatan pot yang dapat terdegradasi diantaranya adalah limbah jerami karena mengandung selulosa dan lignin. Inilah yang dilakukan mahasiswa FMIPA UNY yaitu Shinta Pramudyasiwi, Asti Dian Arini dan Fitri Handayani dari prodi Pendidikan Kimia serta Lailatul Fitriyah prodi Pendidikan Biologi dan Risma Widayati prodi Fisika. Mereka mengembangkan pot biodegradable dari limbah jerami dengan tambahan daun lamtoro (Leucaena leucocephala) dan pupuk kandang dari kotoran kambing.

Menurut ketua tim Shinta Pramudyasiwi, jerami merupakan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan jumlahnya cukup besar di masyarakat. “Komponen terbesar penyusun jerami padi adalah selulosa yang dapat membentuk ikatan yang kuat antar molekulnya” kata Shinta “Kandungan selulosa yang tinggi tersebut menjadikan jerami berpotensi sebagai bahan baku pembuatan pot biodegradable. Selain itu, jerami mengandung bahan organik yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah primer menjadi butiran tanah sekunder untuk membentuk agregat tanah yang mantap. Asti Dian Arini menambahkan bahwa polybag yang umumnya terbuat dari plastik tersebut mempunyai beberapa kelemahan diantaranya, adanya keharusan untuk merobek polybag pada saat dilakukan transplanting, sehingga kurang praktis karena adanya tambahan kerja bagi petani. “Selain itu bahan plastiknya sulit diuraikan oleh mikroba tanah, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan menjadi beban pencemaran tanah” kata Asti.

Menurut Lailatul Fitriyah, pembuatan pot biodegradable dari limbah jerami ini tidak semata hanya berbahan dasar jerami saja, namun juga diberi tambahan daun lamtoro dan pupuk kandang. “Daun lamtoro mengandung tanin, polifenol alami yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu” kata Lailatul Fitriyah. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan jamur. Sedangkan pupuk kandang mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), serta mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah dan merupakan gudang makanan bagi tanaman, oleh karena itu pupuk kandang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan pot.

Pembuatan pot biodegradable ini dijelaskan oleh Risma Widayati. “Langkah pertama yaitu membuat bubur jerami dan bubur daun lamtoro” katanya. Pembuatan bubur jerami yaitu menimbang jerami sebanyak 3 kg kemudian dicuci menggunakan air, kemudian dipotong  menjadi ukuran kecil dan dimasukkan ke dalam blender. Tambahkan aquades secukupnya dan 15 gram NaOH dan diblender kembali. Bubur jerami yang telah jadi ditiriskan untuk menghilangkan kandungan airnya. Sedangkan bubur daun lamtoro dibuat dengan cara menghaluskan 1,5 ons daun lamtoro yang telah dicuci bersih menggunakan lumpang. Langkah selanjutnya adalah mencampur bubur jerami sebanyak 1 kg dengan 5 gram kanji, 25 gram daun lamtoro dan 75 gram pupuk kandang kering. Aduk campuran hingga homogen, kemudian cetak adonan pot biodegradable dengan alat press. Adapun perbandingan daun lamtoro dan pupuk kandang bisa 50 gram : 50 gram atau 75 gram : 25 gram. Pot ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah jerami dan sebagai alternatif wadah semai yang ramah lingkungan sehingga mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari penumpukan limbah plastik polybag. Karya mahasiswa ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian tahun 2016. (dedy)

Label Berita: 
Share/Save

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles