Di era pasar bebas seperti ini, pemerintah begitu gencar untuk memupuk jiwa wirausaha dikalangan anak muda. Dengan munculnya wirausahawan muda diharapkan mampu menyerap lapangan kerja sekaligus mengurangi jumlah pengangguran. Namun demikian, melahirkan wirausaha bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu adanya pengenalan entrepreneur sejak dini sehingga anak-anak muda menjadi tahu dan tertarik untuk menjadi seorang wirausaha. Sekolah menjadi salah satu tempat yang strategis untuk menanamkan jiwa wirausaha sejak dini.
Pentingnya pengenalan jiwa wirausaha juga disadari betul oleh Syaifullah,S.Pd.,Gr., salah satu Guru Garis Depan (GGD) penempatan SMP Negeri 4 Terangun Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh. Lelaki Alumni PPG SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal) Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini berusaha menanamkan jiwa entrepreneur kepada murid-muridnya dengan cara pemanfaatan bahan makanan yang awalnya dipandang tidak memiliki nilai jual yang coba diolah sehingga mampu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pria kelahiran Mojokerto 21 September 1988 itu mencoba mengenalkan pemanfaatan bonggol pisang untuk diolah menjadi dodol. Pemilihan bonggol pisang bukanlah tanpa alasan. Berawal dari fakta tingginya serat yang dimiliki bonggol pisang hasil penelitiannya ketika masih berstatus mahasiswa coba ditularkan kepada siswa-siswinya ketika mengajarkan materi bioteknologi. “Bonggol pisang disini hanya dibiarkan busuk dan dijadikan makanan ternak saja. Masyarakat tidak tahu kalau bonggol pisang itu bisa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai jual.” kata Syaifullah.
Tahapan pembuatan dodol dari bonggol pisang adalah siswa diajarkan cara memilih jenis bonggol pisang yang cocok untuk diolah menjadi dodol. “Salah satu jenis bonggol pisang yang dapat diolah dan banyak dijumpai di Gayo Lues adalah jenis pisang raja” kata Syaifullah. Tahap selanjutnya adalah membersihkan bonggol pisang dari getahnya dengan cara direndam dalam air selama semalam, kemudian diparut dan dicuci kembali untuk memastikan getahnya bersih. Bonggol pisang yang telah diparut kemudian dimasak dengan tambahan bahan berupa santan, tepung ketan, gula pasir, garam dan daun pandan. Bahan-bahan tersebut diaduk sampai adonan mengental. Dodol yang sudah mengental lantas didinginkan dan dikemas dengan daun pisang.
Para siswa terlihat sangat antusias dalam mempraktikkan tahapan demi tahapan pembuatan dodol bonggol pisang. “Walaupun proses memasaknya lama. Ternyata ketika sudah matang. Dodol dari bonggol pisang rasanya enak sekali” ujar Jainudin, salah satu siswa kelas IX. Syaifullah berharap setelah diberikan pengetahuan tentang mengolahan dodol dari bonggol pisang para siswa mampu memiliki keahlian untuk mengolah bonggol pisang dan juga memancing kreatifias siswa untuk membuat olahan yang bernilai ekonomis tinggi dengan bahan alami yang ada di lingkungan sekitar. Kepala SMP Negeri 4 Terangun Abu Bakar,S.Pd sangat mengapresiasi kegiatan penanaman jiwa entrepreneur bagi siswa. “Awalnya saya tidak menyangka kalau bonggol pisang bisa diolah menjadi dodol. Setelah dicoba, ternyata rasanya enak sekali. Pihak sekolah sangat mendukung kegiatan positif seperti ini. Kegiatan ini bisa menjadi bekal siswa untuk menjadi entrepreneur jika kelak sudah menyelesaikan sekolah” pungkas Abu Bakar,S.Pd. (syaifulloh)