Para guru Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) UNY angkatan V yang ditempatkan di Kabupaten Ngada, Flores, NTT menggagas program pendidikan yang terbalut dalam program Ngada Education Project. Salah satunya adalah Rumah Nalar di desa Waepana, kecamatan Soa yang diresmikan pada Selasa 24 Mei 2016. Pembukaan Rumah Nalar atau disebut Ngada’s Active Learning and Reading tersebut bertujuan untuk menumbuhkan minat baca generasi muda maupun masyarakat umum melalui pembangunan perpustakaan di desa-desa. Waepana merupakan salah satu dari 6 desa se-Kabupaten Ngada yang terpilih sebagai lokasi pendirian perpustakaan Rumah Nalar. Menurut koordinator SM-3T kabupaten Ngada, Viki Ari Setiaji pembangunan Rumah Nalar diharapkan juga mampu merangsang minat baca masyarakat. “Dengan adanya Rumah Nalar ini untuk ke depannya semoga makin banyak lagi taman baca yang akan berkembang di kabupaten ini”, tuturnya.
Peresmian Rumah Nalar ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Ngada yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Kabupaten Ngada, Drs. Frans Wogha, dilanjutkan dengan penyerahan buku secara simbolis kepada tiga siswa terpilih yang mewakili masyarakat setempat. Program Rumah Nalar dimulai dengan tahapan donasi yang dipromosikan melalui media sosial dan pembentukan koordinator wilayah di berbagai daerah di pulau Jawa. Donasi dimulai sejak bulan Desember 2015 hingga Maret 2016 dan terkumpul 9.164 buku layak baca. Buku-buku tersebut sudah melalui tahap penyortiran dan katalogisasi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh bacaan yang berkualitas dan bermutu. Pada peresmian Rumah Nalar ini dicanangkan gerakan “Salam dari Ngada” yang merupakan gerakan cap tangan pada selembar kain putih dengan cara mencelupkan tangan ke dalam cat berwarna. Ini menunjukkan sebuah bentuk dukungan untuk program Rumah Nalar yang disambut baik oleh para tamu undangan. Selain itu juga dibacakan ikrar Rumah Nalar, yaitu perumusan janji yang dibuat saat itu juga secara bersama-sama dalam rangka keberlangsungan perpustakaan Rumah Nalar. Ikrar tersebut ditulis dalam sebuah kertas dan dibacakan oleh salah seorang siswa. Tiga ikrar Rumah Nalar yang dirumuskan mengandung maksud untuk menstimulasi minat membaca, menjaga dan merawat buku-buku yang terdapat di Rumah Nalar. Selebihnya, ikrar tersebut juga mengajak khalayak umum untuk mengamalkan ilmu yang mereka dapat dari membaca.
Acara yang tak kalah menarik adalah program “Ngada Membaca”. Program ini bertujuan untuk merangsang minat baca mayarakat. Tiap-tiap siswa dan tamu undangan dibagi sebuah buku dan diberi waktu beberapa menit untuk membaca buku yang mereka peroleh. Gerakan Ngada Membaca disambut baik oleh Camat Soa Leonardus Tambu. Beliau turut memberi dukungan penuh bagi para guru SM-3T dalam program pembangunan Rumah Nalar di Soa tersebut. “Banyak hal yang bisa dipelajari dan diamalkan melalui membaca buku, saya himbau masyarakat umum untuk mengunjungi perpustakaan Rumah Nalar” tutup Leonardus Tambu. (nungky pratiwi)