Indonesia tak pernah berhenti menghadapi tantangan, mulai dari laju pertumbuhan penduduk sampai dicanangkannya era perdagangan bebas MEA. Seiring dengan tantangan ini, masyarakat Indonesia terus berbenah diri. Lima belas tahun lalu siapa yang menyangka bahwa PAUD akan menjadi salah satu pondasi yang kuat di negeri ini. 15 tahun lalu tak ada yang berminat untuk mendirikan PAUD. PAUD merupakan pendidikan dasar sebelum anak bersekolah. Saat ini PAUD merupakan salah satu elemen penting yang akan membentuk karakter bangsa ini. Banyak masyarakat tidak mengetahui basis PAUD adalah Pendidikan Non-Formal dan Informal yang penerapannya beda sekali dengan Pendidikan Formal umumnya. Demikian dikatakan Dirjen PAUDNI, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. selaku keynote speaker dalam Seminar Nasional PNFI yang mengambil tema `Meningkatkan Kemitraan CSR dan PNFI dalam Pemberdayaan Masyarakat,`di Ruang Sidang Utama Rektorat (18/4).
Lanjutnya, Pendidikan Non Formal dan Informal tidak terasa telah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. “Coba anda hitung waktu anda sekolah dan di luar sekolah. Lebih banyak mana? Anda tidak akan menyangka, waktu di luar sekolah adalah waktu yang efektif untuk pembelajaran selain pembelajaran di sekolah”lanjutnya,”Selain PAUD, Pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengembangkan warga masyarakat dan lingkungannya menjadi sejahtera. Seperti munculnya SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) yang sekarang marak di daerah-daerah yang sebelumnya tidak menjadi `lirikan` masyarakat luas, tambahnya lagi.”
Salah satu contoh dari daerah ini yaitu Desa Pentingsari Pakem, Sleman. Majunya daerah ini tidak lepas dari peran Corporate Social Responsibility dari salah satu organisasi bisnis yaitu BCA. Dihadirkan pula Pengelola Desa Wisata Pentingsari, Doto Yogantoro, penerima dan pengelola dana CSR, dan Head of CSR BCA sekaligus praktisi dari kerjasama antara CSR dan desa binaan. Tidak lupa juga selaku pakar dari PLS Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.S. mengisi Plenary Session yang dimoderatori oleh Dr. Sugito, M.A.
Dalam sesi ini membahas hasil dari kemitraan CSR dengan desa binaannya. Berbagai aktivitas CSR BCA telah banyak dilakukan terkait dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, keamanan, pengembangan tenaga kerja, kelestarian lingkungan hidup, pengembangan ekonomi dan masyarakat, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya, ungkap Sapto Rachmadi.
Senada, wakil dari Desa Pentingsari, Doto Yogantoro yang juga berperan penerima dan pengelola dana CSR dari BCA mengatakan bahwa desanya telah memiliki homestay yang sesuai dengan standar MEA. “Desa wisata seperti ini banyak digemari wisatawan asing yang ingin merasakan kehidupan pedesaan seperti bertani, membajak sawah atau membatik. Masyarakat desanya kini lebih bisa mandiri bahkan sudah dapat menambah pendapatan daerah,”papar Doto.
Seminar dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dengan pemukulan gong dan dihadiri oleh 275 peserta yang terdiri dari Dosen, mahasiswa S1 dan S2 jurusan PLS dan Praktisi Pendidikan Non Formal. Seminar ini terselenggara atas kerjasama prodi S1 PLS FIP dan Prodi S2 PLS Program Pasca Sarjana UNY. (anton)