Pencak Silat merupakan salah satu olahraga tradisional yang tumbuh berkembang di bumi nusantara. Dalam perkembangannya dari masa ke masa, pencak silat selalu mengalami dinamika yang bervariatif dan berkembang seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia khususnya di Indonesia. Pencak Silat memiliki misi untuk menciptakan iklim masyarakat yang sejahtera, tata tentrem kerto raharjo, yang dilandasi oleh moral individu yang berbudi pekerti luhur, mengembangkan nilai-nilai etis, estetis, teknis dan atletis. Pengembangan pencak silat difokuskan pada empat aspek yaitu aspek pendidikan mental spiritual, beladiri, seni dan budaya, dan aspek olahraga. Berdasarkan hal tersebut, proses pembelajaran dan pelatihan pencak silat selalu syarat dengan makna filosofis sebagai awal dari belajar olah rogo, olah-roso, lan olah jiwo. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO. dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Kepelatihan Pencak Silat Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Pencak Silat dalam perspektif identitas, integritas dan ipteks kepelatihan olahraga” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY(13/4), Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO merupakan guru besar UNY ke-131. Dalam kesempatan ini juga hadir para pendekar silat dari berbagai perguruan pencak silat di Indonesia.
Pria kelahiran Bantul, 10 Maret 1972 tersebut mengatakan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 800 aliran pencak silat tersebar sampai ke sudut-sudut bumi nusantara dengan keanekaragaman nama, lambang, asal-usul, sejarah, metode dan visi-misi, dengan kehebatannya masing-masing. Namun satu hal yang membanggakan dari berbagai perguruan tersebut adalah diantara banyak perbedaan masih terdapat titik-titik yang kuat untuk membentuk garis yang tebal yaitu pencak silat Indonesia. “Hal ini menunjukkan bahwa pencak silat memiliki integritas yang kuat untuk mempertahankan harkat dan martabat serta keutuhan NKRI” ungkapnya. Bahkan, suami Herni Rahayu tersebut memaparkan bahwa kesaktian pencak silat sebagai identitas telah di buktikan dengan bergabungnya berbagai aliran pencak silat berkembang di Indonesia dalam satu wadah yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Lebih spesifik lagi pencak silat sebagai identitas daerah, seperti di Sumatera Barat, pencak silat disuguhkan dalam upacara adat Minangkabau, peragaan para santri di pondok pesantren, sedangkan di Jakarta pencak silat sering digunakan untuk buka palang pintu pada saat ada acara perkawinan, di Jawa Barat ada pencak Ibing, dan begitu pula daerah lainnya, sesuai dengan karakteristik dan identitas masing-masing. “Hal ini mempertegas pengakuan bahwa pencak silat merupakan identitas dan aset budaya bangsa Indonesia” kata Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO “Pencak Silat merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang harus di tumbuhkembangkan di bumi nusantara baik melalui jalur pendidikan formal, maupun non formal.” (dedy)