Faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Namun banyak faktor yang menyebabkan penurunan etos kerja diantaranya perilaku karyawan itu sendiri yang memang kurang disiplin, peraturan kantor yang kurang tegas terhadap para pekerjanya hingga fasilitas dan keadaan kantor yang cenderung membuat para karyawan bosan dan malas. Selain itu fasilitas kantor yang memadai akan menunjang para karyawan dalam bekerja. Salah satunya yaitu kursi, alat yang banyak digunakan para karyawan untuk mendukung proses pekerjaannya di kantor. Hampir semua kegiatan karyawan menggunakan kursi untuk menunjang kenyamanan saat bekerja. Kursi yang keras dan tidak nyaman membuat para karyawan cenderung cepat lelah dan malas berada dikantor, sehingga terjadi penurunan etos kerja.
Sekelompok mahasiswa UNY yang tergabung dalam UKM Penelitian yaitu Dian Rizka Silvia dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Dian Dwi Artanti prodi Bimbingan dan Konseling, Elga Fajar Kurniawan prodi Pendidikan Teknik Otomotif serta Isvi Ria Nur Afit dan Mery Nurfitriani dari prodi Biologi membuat sebuah inovasi berupa “Kursi Relaksasi dan Refleksi” yaitu memodifikasi kursi menjadi lebih nyaman dengan cara melapisi bagian bantalan tempat duduknya dengan dua senyawa yang saling bereaksi, yaitu sodium dan air sehingga menimbulkan suhu yang dingin pada bantalan tempat duduknya. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman, menunjang keefektifan dan keefisienan dalam bekerja.
Menurut Dian Rizka Silvia, kursi merupakan salah satu sarana yang banyak digunakan mendukung pekerjaan. “Hal ini menjadi suatu peluang untuk menginovasikan penggunaan kursi relaksasi yang tidak hanya digunakan untuk bisa duduk” kata Dian Rizka Silvia “Namun juga memberikan kenyamanan, tidak merasakan panas ketika duduk terlalu lama, tidak nyeri punggung, dan tidak menimbulkan penyakit kanker”. Dian Dwi Artanti menambahkan bahwa kursi ini menggunakan gel anti panas yang bekerja terus menerus menyerap panas dari pengguna dengan memanfaatkan prinsip perpindahan panas. “Ketika panas berpindah dari pengguna ke alat tersebut, pengguna akan merasakan pengurangan panas pada bagian yang bersentuhan dengan gel pendingin” ungkap Dian Dwi Artanti. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman, menunjang keefektifan dan keefisienan dalam bekerja.
Elga Fajar Kurniawan mengatakan, bahan baku yang digunakan adalah kursi, Sodium Polyacrylate, air dan alat pemijat. Alat pemijat yang digunakan adalah Low Frequency Therapic Equipment. “Alat ini digunakan untuk membantu menyehatan melalui denyut refleksi dan saraf dan melancarkan peredaran darah sehingga punggung tidak nyeri” kata Elga. Masih ditambahkan alat penampung gel dan rangkaian adaptor DC. Menurutnya, kursi ini menggunakan Therapic Equipment yaitu karet penampung dan Low Frequency Therapic Equipment. Plat digunakan sebagai pemijat yang akan ditempatkan dibagian belakang kursi atau tepat pada bagian punggung pengguna dengan menyatukannya dengan bodi kursi. Dalam penggunaannya, Low Frequency Therapic Equipment dikontrol dengan selektor.
Pemasangan alat pada bodi kursi tidak terlalu mengubah bentuk kursi, hanya diperlukan pengurangan bahan kursi untuk menempatkan alat tersebut. Gel anti panas akan bekerja terus menerus menyerap panas dari pengguna dengan memanfaatkan prinsip perpindahan panas. Ketika panas berpindah dari pengguna ke alat tersebut, pengguna akan merasakan pengurangan panas pada bagian yang bersentuhan dengan gel pendingin. Ketika proses penggunaan, kemungkinan pengurangan gel pendingin dapat terjadi karena penguapan atau pengembunan. Hal tersebut dapat diatasi dengan penambahan gel pendingin melalui lubang reservoir. Sedangkan alat pemijat yang ditempatkan dibagian belakang kursi akan aktif ketika selektor di posisikan ke ON. Daya motor pemijat bersumber dari baterai 12 volt atau dapat digantikan listrik rumah 220 volt yang dikonversi power supply menjadi 12 volt. Kreativitas ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta. (Dedy)