Kegiatan Festival Dewi Sri dilaksanakan setiap tahun sejak Dusun Plumbungan dicanangkan sebagai Dusun Binaan Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Negeri Yogyakarta (DPP IKA UNY) sejak tahun 2013. Pada tahun ini Festival Dewi Sri diselenggarakan bersamaan dengan Prosesi Wiwit yang merupakan upacara tradisi yang dulunya turun temurun dilakukan oleh keluarga petani. Wiwit biasa dilakukan menjelang musim panen atau diawal musim panen padi. Makna dari tradisi wiwit, sejatinya adalah panjatan doa dan ungkapan syukur atas limpahan hasil panen dari Yang Maha Kuasa sekaligus sebagai sarana atau media terjalinnya interaksi sosial diantara para petani maupun hubungan keselarasan antara petani pemilik lahan dengan alam.
Festival Dewi Sri dilaksanakan di Desa Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul (19/3). Festival ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Ikatan Alumni UNY (IKA UNY) dalam rangka dies natalis UNY ke-52. Menurut sekretaris DPP IKA UNY Gunadi, M.Pd, festival ini diselenggarakan untuk mendekatkan masyarakat dan generasi muda di Plumbungan dengan dunia pertanian, karena pertanian merupakan tulang punggung perekonomian di daerah Plumbungan.
Festival Dewi Sri dibuka oleh Wakil Rektor I UNY Wardan Suyanto, MA., Ed.D dengan membunyikan koplokan. Dalam sambutannya Wardan Suyanto mengatakan bahwa festival ini juga sekaligus berguna untuk menjaga budaya bangsa. “Harapannya kedepan adalah bimbingan dari Bupati untuk mengembangkan kampus emas Plumbungan ini” kata Wardan Suyanto “Semoga kedekatan UNY dan masyarakat di Gunung Kidul jadi makin baik”. Acara dilanjutkan dengan upacara Wiwit yang dimulai dengan pembacaan doa oleh Rois Plumbungan dilanjutkan dengan menyiram air dalam kendi ke sawah oleh Kepala Dusun Plumbungan, Sulistyo. Kemudian Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos didampingi Camat Patuk dan pejabat UNY melakukan upacara potong padi panen dilanjutkan melepas rombongan kirab festival. Dalam kesempatan ini Bupati Gunungkidul menyatakan mendukung Festival Dewi Sri untuk mendukung pariwisata di Gunungkidul sekaligus melestarikan budaya yang adiluhung. Dukuh Plumbungan, Sulistyo, mengucap syukur atas terlaksananya kegiatan Festival ini. Menurutnya festival pada tahun ini memasuki tahun ketiga dan dilaksanakan sejak 13 hingga 19 Maret 2016 dengan menampilkan berbagai kegiatan diantaranya lomba mewarnai, menggambar dan Profesor Mengajar yang ditujukan pada anak-anak. “Selain itu ada lomba memedi sawah dan bersih lingkungan” katanya.
Selain Festival Dewi Sri juga dilaksanakan peresmian Omah Kampoeng Emas Plumbungan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan warga, kegiatan karang taruna, ibu-ibu, outbond dan lainnya. Ini merupakan wujud nyata sebagai tanda kehadiran DPP IKA UNY di Dusun Plumbungan sebagai dusun binaan. Bangunan ini dikonsep knock down, terdiri dari 2 lantai dengan ukuran bangunan induk 9m x 9,5m. Selain berupa aula, bangunan ini juga dilengkapi perpustakaan yang bertujuan untuk untuk mengembangkan minat suka membaca bagi anak-anak dan remaja agar menjadi cerdas dan memiliki keterampilan. Omah Kampoeng Emas ini juga sudah sering dikunjungi bagi wisawatawan yang ingin singgah bersantai dan makan siang, dengan makanan khas berupa Nasi Berkah Dalem. (Dedy)