Sabtu (18/5/2013) pagi, Hatta Rajasa, Menko Perekonomian, memenuhi janjinya menghadiri dan memberikan keynote speech dalam acara Studium Generale yang dihelat mahasiswa. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) KM Fakultas Ekonomi UNY menggelar Studium Generale tersebut dengan judul “Ekonomi Kerakyatan dalam Payung MP3EI”. Studium Generale ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang ekonomi kerakyatan dan program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia kepada masyarakat terutama mahasiswa yang notabene adalah penerus estafet kepemimpinan bangsa.
Dalam sambutannya, Ikmal Nur Muflih selaku ketua DPM KM FE UNY menyatakan Studium Generale ini sebagai upaya memahamkan mahasiswa terhadap MP3EI dan juga ekonomi kerakyatan. Senada dengan itu, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., juga menyatakan Studium Generale ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
“Untuk menghadapi perkembangan zaman, perkuliahan biasa jelas tidak cukup. Oleh karena itu, saya bisa memahami bahwa mahasiswa ekonomi perlu mendatangkan para pakar dan praktisi, terutama dalam ekonomi kerakyatan,” jelasnya. Di samping itu, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. juga mengapresiasi acara ini. Acara DPM KM FE UNY ini ikut meramaikan program tahunan UNY, yaitu dies natalis ke-49.
Dalam paparannya, Hatta Rajasa menjelaskan bahwa di masa mendatang, dunia akan makin terintegrasi. “Akhir-akhir ini, Center of Gravity mulai beralih ke Asia Pasifik, sedangkan Eropa dan Amerika mulai melamban,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk menarik potensi investasi yang sangat besar pada empat tahun ke depan pihaknya telah menetapkan 22 kegiatan ekonomi utama sebagai unggulan pembangunan ke depan. Selain itu, pihaknya, kata Hatta, juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Indonesia.
SDM merupakan tonggak terpenting dalam pembangunan di Indonesia. Namun sayangnya saat ini, kata Hatta, baru 8 persen dari seluruh penduduk Indonesia yang mengenyam perguruan tinggi. Ke depan aksesibilitas perguruan tinggi tersebut akan ditingkatkan. Pihaknya menargetkan akan membangun 100—200 politeknik di seluruh Indonesia hingga 2020 mendatang.
Pada sesi tanya jawab yang begitu antusias direspon para peserta, Hatta Rajasa mengapresiasi pertanyaan-pertanyaan yang tertuju padanya. “Tidak kalah dengan pertanyaan di Sidang DPR,” tuturnya yang disambut tepuk tangan peserta. (fadhli)