Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

KISAH PERAIH UAN SMK 2011 TERTINGGI SE-INDONESIA

$
0
0

Masih ingat dengan peraih nilai UAN SMK tertinggi di Indonesia tahun 2011 yang diraih siswi dari Bantul? Dialah Atik Fajaryani yang mendapatkan nilai UAN 39,29 untuk empat mata pelajaran. Sekarang Atik menempuh pendidikan pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta serta mendapatkan beasiswa bidikmisi.

Ditemui di rumahnya, gadis asal Dusun Gandekan, Guwosari, Pajangan, Bantul tersebut mengisahkan kembali perjuangannya saat mendapatkan nilai UAN SMK tertinggi se-Indonesia tahun 2011. Atik mengaku belajar pada malam hari pukul 2.30 hingga pagi. Sejak SD hingga SMP, Atik selalu menduduki posisi 3 besar dan pada saat duduk di SMK gelar juara pertama tidak pernah terlepas dari tangannya.

“Sebenarnya saya tidak begitu fokus ke Ujian Akhir Nasional,” katanya, “namun saya lebih fokus agar bisa diterima kuliah, target saya adalah kuliah di UNY.” Atik mengaku mendaftar kuliah ke UNY melalui jalur undangan bidikmisi bulan Februari 2011 atas dorongan para gurunya di SMKN 1 Bantul yang merasa eman-eman apabila gadis sepintar dirinya tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Gadis kelahiran Bantul, 13 Juni 1993 ini juga matur pada orang tuanya tentang keinginan untuk kuliah. Ayahnya, Sambudi, seorang buruh tani merestui keinginan putri bungsunya tersebut. Ibunya, Sugilah, berkisah bahwa setiap malam selalu berdoa agar keinginan Atik terlaksana. “Alhamdulillah, Atik diterima kuliah dengan beasiswa sehingga kami tidak mengeluarkan uang sepeser pun,” kata Sugilah.

Peraih nilai sempurna atau 10 pada UAN Bahasa Inggris dan Matematika tersebut mengatakan bahwa dia memilih kuliah di Akuntansi UNY karena bercita-cita ingin menjadi akuntan. Tentang bidikmisi, dia menyatakan, “Sangat membantu bagi para calon mahasiswa yang tidak bisa kuliah untuk dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi,” kata Atik. “Selain itu, bidikmisi juga meringankan beban orang tua.”

Menurut Atik, dunia kuliah berbeda dengan sekolah. “Di sekolah, materi diberikan oleh guru,” kata Atik, “berbeda dengan sistem di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut mandiri dengan mencari sendiri materi yang akan dipelajari.” Menurutnya, dalam perkuliahan yang aktif adalah mahasiswanya dan dosen mengkonfimasi apakah sudah benar atau belum.

Prestasi anak bungsu dari empat bersaudara tersebut di UNY juga cukup menakjubkan. Dia berhasil meraih indeks prestasi kumulatif 3,87 dan aktif pula dalam himpunan mahasiswa Akuntansi FE UNY, UKM Bahasa Asing, dan Kopma UNY. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles