Dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus yang beragam, pendidik dapat memberikan pendidikan karier dan bimbingan karier yang terintegrasi dalam setiap aspek pembelajaran, baik hal itu menyangkut keterampilan kerja spesifik yang diejawantahkan melalui mata pelajaran keterampilan ataupun terintegrasi ke dalam mata pelajaran lainnya.
Dengan demikian, kemandirian kerja bias tercapai jika pendidik melibatkan dirinya dan juga siswanya secara aktif dalam menjadikan siswanya memiliki karakter “autonomous”. Dalam konteks bimbingan karier, keterlibatan tersebut berfokus pada kegiatan ekplorasi karier yang memiliki tiga ranah, yaitu kemampuan mengekplorasi diri sendiri, kemampuan mengekplorasi lingkungan dan pemberian pengalaman belajar yang bermakna.
Demikian diungkapkan Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Peran Eksplorasi Karier untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus” itu dibacakan di hadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Rabu, 16 Desember 2015. Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. merupakan guru besar UNY ke-130.
Pria kelahiran Klaten, 5 November 1960 tersebut mengatakan bahwa keterampilan dalam mengeksplorasi diri pada anak berkebutuhan khusus tidak muncul begitu saja tetapi memerlukan stimulasi melalui kegiatan pembelajaran yang dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus mengenali nilai dirinya, pola minat, kebiasaan dan kekuatan, serta potensi dalam dirinya sendiri.
“Selain itu, proses eksplorasi diri juga memerlukan keterlibatan siswa berkebutuhan siswa secara aktif” ungkapnya. Kemampuan mengeksplorasi lingkungan memegang peranan yang sangat penting di dalam konteks pembentukan kemandirian kerja individu berkebutuhan khusus. Selain itu, individu berkebutuhan khusus juga harus cermat melihat kesempatan yang tersedia di lingkungannya yang dapat mendorong dirinya memperoleh kemandirian kerja. Kemampuan mengekplorasi lingkungan tidak hanya bersifat sempit dalam arti kesempatan kerja saja, tetapi juga besifat luas karena individu berkebutuhan khusus dapat mengenali dan menggunakan faktorpendukung yang ada di lingkungannya, contohnya teknologi adaptif, agen tenaga kerja, dan akses terhadap latihan dan pendidikan keterampilan.
Lebih lanjut Doktor Bimbingan dan Konseling lulusan Universitas Negeri Malang tersebut memaparkan bahwa pemberian pengalaman yang bermakna dapat dilakukan melalui dua kegiatan penting yaitu pengalaman belajar di kelas dan pengalaman magang. Menurutnya pengalaman belajar di kelas baik melalui mata pelajaran ketrampilan ataupun mata pelajaran lain memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya. Sedangkan kegiatan magang memberikan pengalaman nyata kepada individu berkebutuhan khusus untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya dalam kehidupan kerja yang nyata.
“Melalui magang, siswa berkebutuhan khusus dapat memahami seluk beluk kehidupan dunia kerja dan berinteraksi dalam lingkungan kerja yang beragam dan inklusif,” kata Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd.
Dikatakannya, ketiga strategi ekplorasi karier tersebut yaitu kemampuan mengekplorasi diri sendiri, kemampuan mengekplorasi lingkungan dan pemberian pengalaman belajar yang bermakna, diharapkan dapat mengantarkan anak berkebutuhan khusus untuk mencapai kemandirian kerja. Selain itu, strategi dalam eksplorasi karier tersebut juga mendorong konsep determinasi diri di mana individu dengan berkebutuhan khusus diharapkan dapat memiliki kemandirian dalam mengontrol dan bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, mengetahui apa yang dia inginkan dan tahu bagaimana mencapai keinginan tersebut.
Terlebih lagi, dengan determinasi yang kuat, individu berkebutuhan khusus dapat keluar dari zona pekerjaan “stereotype” dan memperoleh pekerjaan yang sesuai minat, bakat, dan potensinya sehingga kemandirian finansial dapat tercapai yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup individu berkebutuhan khusus tersebut. (dedy)