Pada Jumat, 27 November 2015 lalu telah diselenggarakan kajian umum pascasarjana (KUPAS) di Aula lt. 3 gedung baru Pascasarjana. Kegiatan ini diselenggarakan secara kolaboratif oleh pengurus Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY dan peserta magang dan termasuk rangkaian acara Semarak Mahakarya Keluarga Mahasiswa Pascasarjana UNY 2015. Kajian keislaman yang mengangkat tema “Teorema Al-Quran dalam Perkembangan IPTEKS” ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta, baik dari mahasiswa PPs UNY maupun dari luar UNY. Sore itu, para peserta dengan khidmat mendengarkan pemaparan materi yang disampaikan oleh ustad M. Agung Bramantya, ST., M.Eng., Ph.D.
Kegiatan dimulai dengan sambutan koordinator acara saudara Eki Rahmad, S.Pd. dan ketua panitia kegiatan saudara Anwaril Hamidi, S.Pd. Keduanya mahasiswa program studi Pendidikan Matermatika angkatan 2015. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan saudara Ence Surahman, S.Pd. selaku ketua KMP UNY sekaligus launching forum keagamaan di lingkup organisasi KMP UNY. Surat pernyataan launching forum keagamaan ditandatangani secara simbolis oleh perwakilan dari setiap agama. Pada masa yang akan datang, forum keagamaan ini diharapkan mampu menunjang pembinaan rohani mahasiswa pascasarjana, sesuai jargon yang diusung UNY, bertaqwa, mandiri, dan cendekia.
Kegiatan dilanjutkan dengan hiburan singkat nasyid kemudian pemaparan materi. Pembicara dengan segudang prestasi dan telah meraih gelar doktor pada usia muda ini menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi belum bisa mengatasi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan masa kini, meskipun keduanya berkembang sangat pesat. “Pada abad ini kehidupan kita banyak terbantu dengan beragam teknologi canggih, namun kebahagiaan batin belum bisa tercapai dikarenakan karena kita terus mengikuti hawa nafsu atau bisikan setan. Oleh karena itu, kita perlu kembali menguatkan iman kita, sehingga permasalahan-permasalahan dalam kehidupan yang nantinya akan diselesaikan oleh mahasiswa secara akademik dapat benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” tambahnya.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil-alamin, memiliki dan mengakui keseimbangan antara dalil naqli dan aqli. Dalil naqli adalah semua yang bersumber dari wahyu yaitu Al-Quran dan Hadits, sedangkan dalil aqli adalah semua yang dapat ditangkap indera manusia. Muslim mempercayai bahwa segala pedoman kehidupan, termasuk dalam menghadapi permasalahan, telah terangkum dalam kitam suci yang mulia, Al-Quran, dan dalil aqli yang diperoleh melalui tadabbur (pemikiran mendalam, bahwa segala sesuatu tidak akan diciptakan sia-sia) tidak akan bertolak belakang dengan dalil naqli.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan, dalam lingkup akademik adalah penelitian, maka peneliti muslim perlu menyelam ke dasar samudera guna memanen mutiara-mutiara ilmu pengetahuan. Proses ini tidaklah sesederhana yang dibayangkan, namun saat peneliti memperoleh mutiara pengetahuan, pengetahuan pasti akan bermanfaat bagi peradaban baik dalam waktu dekat maupun masa yang akan datang.
Menurut pemateri, muslim harus berkaca pada sejarah pada zaman pertengahan (abad 2-14 Masehi), dimana ilmu dan pengetahuan berkembang sangat pesat pada zaman kekhalifahan tersebut sehingga disebut abad keemasan Islam, padahal kontinen Eropa masih berada dalam zaman kegelapan. Bahkan, banyak sekali penemuan-penemuan ilmuan pada zaman tersebut yang hingga saat ini masih digunakan dalam dunia modern. Pemaparan materi ditutup dengan pemutaran video “1001 Inventions and Library of Secrets” yang bercerita tentang 1001 penemuan ilmuan Islam dari abad pertengahan. Penemuan-penemuan ini telah dibuat replikanya dan telah dipamerkan di Inggris. Buku berjudul 1001 Inventions and Library of Secrets telah dibeli dan dicetak ulang oleh jurnal terkenal National Geography. (KMP UNY)