Tebu sebagai sumber bahan yang terbarukan merupakan sumber yang strategis untuk pangan dan energi. Diversifikasi produk gula tebu mampu memberi nilai perolehan tebu lebih tinggi, meningkatkan nilai kompetitif tebu terhadap komoditas lain. Industri gula yang memiliki beberapa produk dari tebu secara finansial akan lebih tahan terhadap goncangan harga gula dunia. Selain itu, nilai perolehan tebu per satuan lahan akan meningkat.
Demikian dipaparkan Simping Yuliatun dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia pada acara Seminar Nasional Kimia yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Sabtu (14/11/2015) di Ruang Sidang Fakultas. Seminar diikuti oleh para peneliti kimia, guru, pemerhati pendidikan serta mahasiswa. Pembicara lain pada seminar tersebut yaitu Prof. Dr. Fakhili Gulo dari Universitas Sriwijaya dan Dr. Haryoto, M.Sc., dari Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Lebih lanjut dikatakan, isu lingkungan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan di dunia industri dengan semakin ketatnya aturan-aturan terkait proteksi lingkungan. Peran kimia sangat penting dalam mewujudkan industri gula ramah lingkungan dengan sistem pengelolaan limbah yang efektif, terutama pencegahan timbulnya limbah.
Sementara itu, Dekan FMIPA, Dr. Hartono dalam sambutannya menjelaskan bahwa kemajuan teknologi akan terwujud apabila didukung oleh perkembangan ilmu-ilmu dasar yang kuat dan kokoh (termasuk ilmu Kimia dan Pendidikan Kimia). Untuk mencapai hal itu tidak bisa lepas dari bagaimana proses pembelajaran ilmu-ilmu dasar dilaksanakan di sekolah-sekolah ataupun di perguruan tinggi dan juga bagaimana penelitian-penelitian yang berkaitan dengan ilmu-ilmu dasar dan teknologi dikembangkan.
Tujuan seminar ini adalah untuk mempertemukan para peneliti, pendidik dan juga praktisi serta para pemerhati pendidikan untuk saling sharing hasil penelitian yang sudah dilaksanakan. “Dengan demikian kita bisa mengetahui sejauh mana perkembangan ilmu-ilmu dasar dan juga teknologi yang sedang berkembang di Indonesia. Lebih jauh lagi kita bisa berkolaborasi dengan beberapa universitas di negara-negara ASEAN atau di negara lainnya di luar ASEAN untuk meningkatkan mutu pembelajaran Kimia di Indonesia,” tuturnya. (Witono)