Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

PIALA PERTAMA DI SMPN 7 SUBAH

$
0
0

“Pengalaman hidup yang saya dapat melalui program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar Tertinggal (SM-3T) angkatan V menjadikan pembelajaran luar biasa. Belajar tentang kebudayaan dan alam.” Demikian diungkapkan Nita Dewi Rahmawati guru SM3T UNY yang ditempatkan di Subah, Sambas, Kalimantan Barat. Dia ditempatkan di SMPN 7 Subah, Tebuah Elok, Subah, Kalimantan Barat selama setahun. Sekolah yang baru berdiri 2 tahun ini terdiri dari kelas 7 (15 siswa) dan kelas 8 (31 siswa).

“Di sekolah ini terdapat 4 guru PNS, 6 guru honorer, dan 1 tata usaha,” kata Nita Dewi. Ada satu guru yang berperan sebagai pengelola sekolah, karena sekolah baru belum memiliki kepala sekolah. Setiap hari tidak semua guru masuk ke sekolah, hanya yang mengajar dan piket saja yang masuk. Nita Dewi mengatakan bahwa sebagai sekolah baru masih sedikit sekali pengalaman belajar di luar sekolah, seperti lomba mata pelajaran. “Setidaknya semangat dan kemauan belajar mereka tidak kalah dengan mereka yang didukung dengan fasilitas” katanya, meskipun tidak punya buku paket dan hanya menggunakan LKS dalam pembelajaran dan perpustakaan yang masih kosong.

Menurut alumni Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY tersebut, jarak dari Subah ke Kabupaten Sambas ditempuh dengan bus selama 1 jam dengan biaya Rp 25.000,00 sedangkan jarak ke Ledo (Kabupaten Bengkayang) ditempuh dengan sepeda motor selama 20 menit. Karena Tebuah Elok terletak di perbatasan Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang dan bahasa pengantarnya bahasa Dayak. Mayoritas siswa belum begitu paham bahasa Indonesia, sehingga dalam pembelajaran harus diulang pengucapannya. “Bersama mereka saya belajar tentang alam,” kata Nita Dewi, “daun ubi, teri, ubi, terong, pakis, bayam merah, dan rebung menjadi makanan sehari-hari.”

Pengalaman yang tak terlupakan oleh Nita Dewi adalah saat mengikuti perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu dalam rangka HUT ke-2 Gugus Depan Ramin Jadi-Mensade di SMPN 6 Subah melalui hutan. Bersama dengan 40 siswa menyusuri hutan, penyeberangan, minum air sungai, mengambil bambu, dan memotong kayu untuk bahan siswa  mendirikan terpal (tenda kemah siswa). Di sepanjang perjalanan bercanda dan bernyanyi bersama siswa yang ceria dan penuh semangat. Malam pertama dalam perkemahan, turunlah hujan akan tetapi pawai obor tetap berjalan meskipun jalanan desa becek. Malam selanjutnya saat upacara api unggun cuaca cerah sehingga acara berjalan dengan lancar dan dilanjutkan dengan pentas seni siswa.

Acara diakhiri dengan renungan malam. Pagi menjelang, diawali dengan senam pramuka dan senam pinguin lalu dilanjutkan lomba cerdas cermat dan permainan di lapangan. Upacara penutupan adalah kegiatan yang ditunggu karena pengumuman juara akan diumumkan. Dalam kegiatan ini SMPN 7 Subah mendapatkan juara ke-3 untuk regu putra “beruang” dan juara ke-4 untuk regu putri “kenanga”.

“Inilah piala pertama kami, yang menjadi pemacu semangat bagi regu yang belum menang” ujar Nita Dewi. Untuk belajar dalam menerima kekalahan, mental kalah pun harus diberikan kepada siswa agar tidak menjadi beban pikiran dan menjadi pembakar semangat belajar mereka. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles