Senin (26/10/2015), Jurusan PLB menghadirkan Dr. drg. Julia Maria van Tiel, M.S. seorang ibu dari anak gifted yang juga menulis buku “Anakku Terlambat Bicara” sebagai pemateri kuliah umum Tumbuh Kembang Anak Gifted bagi 250-an mahasiswa dari semester 1, 3, 5 dan 7. Ibu yang kesehariannya berdomisili di Belanda ini menjelaskan mengenai anak gifted yang sering kali disamakan dengan anak autism. “Gifted dan autis sangat berbeda sekali. Anak autis memiliki keterbatasan kreativitas sedangkan anak gifted memiliki kreatifitas tinggi,” ujarnya.
Salah satu ciri anak gifted adalah anak yang mempunyai inteligensi tinggi. Tetapi inteligensia tinggi tidak pernah menjadi sebuah indikator untuk mengatakan bahwa anak tersebut sebagai anak berisiko. Yang akan menjadi masalah adalah semakin tinggi inteligensi anak, maka akan terjadi ketidaksinkronan perkembangan anak. Ketidaksinkronan itu akan meliputi faktor-faktor perkembangan inteligensi, emosi, imajinasi, sensorik, motorik, bicara, dan bahasa.
“Lalu kreativitas tinggi pada anak gifted menjadikan ia anak yang sangat exploratif saat kecil sangat nggratak dan superaktif sehingga sering dianggap anak nakal. Waktu besar banyak usul perubahan sering dianggap ikut campur orang lain dan selalu mau membongkar-bongkar terutama peraturan-peraturan yang dirasanya tidak masuk akalnya,” tambahnya lagi. Hal seperti ini dapat menimbulkan konflik, dan jika karakteristik ini tidak dikelola dengan baik maka hanya akan menimbulkan kepribadian seperti anak plin-plan, karena dorongan internalnya untuk melakukan perubahan berbenturan dengan sikap lingkungan. (ant/psggc)