Bertempat di Ruang Rapat Wakil Rektor I UNY, rombongan dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia disambut dengan ramah dalam acara Orientation andWelcoming Ceremony: Reciprocal Teaching Practice Program. Pada acara ini, empat orang mahasiswa dari UPSI rencananya akan mengikuti PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) selama 1 bulan di SLB Negeri 1 Bantul. Dengan didampingi seorang dosen dan seorang terapis disabilitas, rombongan dari UPSI mengikuti serangkaian orientasi yang diadakan oleh UNY, Senin (7/9/2015).
Acara diawali dengan orientasi dan penjelasan singkat dari Kepala SLBN 1 Bantul, Muh Basuni, M.Pd. mengenai belajar dan mengajar di SLBN 1 Bantul. Dari pemaparannya, didapat informasi bahwa SLBN 1 Bantul merupakan sekolah luar biasa yang terintegrasi, dari TK hingga SMA berada dalam 1 kawasan sekolah.
Walaupun sama-sama mempelajari pendidikan kaum disabilitas, empat orang mahasiswa ini memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, yakni konsentrasi tuna wicara dan tuna rungu. Untuk pendidikan tuna grahita, mereka semua mengaku masih sanggup menangani. Sementara untuk tuna daksa, keempat-empatnya menyatakan belum berani.
Pada orientasi ini, tak lupa para mahasiswa diberi materi pengenalan suasana di Yogyakarta dan tempat-tempat umum yang bisa mereka kunjungi. Mereka juga diajak untuk mengetahui berbagai macam kendaraan umum yang bisa mereka gunakan untuk menjangkau tempat-tempat di Yogyakarta.
Salah satu peserta mengungkapkan bahwa mereka sempat mengalami culture shock karena melihat penduduk di Yogyakarta yang begitu banyak. Para mahasiswa yang berasal dari Perak (salah satu negara bagian di Malaysia) ini sempat membandingkan kondisi Yogyakarta yang sama padatnya dengan Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Namun, mereka merasa sedikit lega karena nantinya mereka akan ditempatkan di Bantul, kota di pinggiran Yogyakarta yang tidak terlalu ramai.
Selain itu, Puan Noreha Binti Mohd Yusuf sebagai perwakilan dosen UPSI mengutarakan niatnya kepada UNY agar bersedia membimbing mahasiswanya. Ia juga berpesan kepada mahasiswa UPSI untuk belajar dan menyesuaikan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia, karena terkadang ditemui beberapa kata yang sedikit berbeda.
Ditemui di agenda yang sama, Nur Azizah, S.Pd., M.Ed., dosen dari Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan UNY menyatakan, “UNY akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para mahasiswa dalam praktik mengajar di sekolah maupun dalam menyesuaikan diri dengan kondisi dan kultur di Indonesia.” Selaku dosen pembimbing PPL, ia juga menghimbau para mahasiswa agar tidak sekedar mengajar, tapi juga dapat mencerminkan keteladanan sebagai seorang guru. (Wulan)