Quantcast
Channel: Universitas Negeri Yogyakarta - Leading in Character Education
Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

SEKOLAH DINDING BAMBU BERATAP ILALANG

$
0
0

Eviana adalah salah satu guru Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar Tertinggal (SM3T) UNY yang bertugas di Kabupaten Alor. Dia ditempatkan di SMAN Wolwal yang terletak di Dusun Wolwal Tengah Kec. Alor Barat Daya, Kab. Alor. “Pertama kali melihat bangunan sekolah saya merasa tidak percaya,” katany. “Bangunan terbuat dari dinding bambu, beratap ilalang, berlantai batu dan tanah serta berdiri di atas bukit berbatu karang.” Untuk sampai di sekolah harus mendaki jalan yang cukup terjal dan sesampai di sekolah akan didapati pemandangan alam yang menakjubkan.

Alumni Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY tersebut tidak berkecil hati dengan bangunan sekolah yang masih darurat ini, justru itu tantangan dan motivasi untuk tetap bersemangat mengabdi. “Walau berbeda jauh dari segi fisik bangunan dengan di Jawa, namun selalu saya tanamkan kepada siswa bahwa belajar bisa di mana saja” ujar Eviana. Belajar tidak harus di dalam gedung mewah namun juga bisa di bawah atap ilalang dan Eviana yakin semangat para siswa untuk belajar tidak kalah dengan yang ada di daerah lain. “Yakinkan diri bahwa saya ada di sini untuk mereka dan saya harus tetap semangat berbagi dengan mereka,” ungkapnya.

Penerima beasiswa bidikmisi selama kuliah di UNY tersebut berkisah bahwa tiap hujan turun mereka harus berbondong-bondong memindahkan berkas-berkas maupun buku supaya tidak basah, karena bangunan sekolah yang masih beratap ilalang ini setiap hujan pasti bocor dan banjir. Karena setiap hari pasar banyak siswa yang tidak berangkat dan memilih untuk pergi ke pasar, Eviana berpikir bagaimana mengubah kebiasaan yang tidak baik tersebut. Memang perjuangan para siswa SMAN Wolwal untuk menuntut ilmu cukup keras, di mana mereka harus berjalan kaki dan mendaki untuk sampai ke sekolah. Belum lagi kalau musim hujan jalan ke sekolah menjadi licin, namun tidak mematahkan semangat mereka untuk berangkat sekolah.

Bulan Agustus 2015 para guru SM3T ditarik kembali ke UNY karena pengabdian mereka telah genap setahun. Para guru tersebut akan mengikuti Program Profesi Guru (PPG) sebagai kelanjutan program dari SM3T. Eviana sangat terharu karena para siswa meminta untuk tetap tinggal di sana dan tetap mengajar mereka. “Sedih meninggalkan mereka tapi tidak dipungkiri saya juga rindu keluarga di Jawa,” ungkapnya.

Menjadi guru SM3T adalah kenangan yang tidak pernah terlupakan. “Saya bangga pernah bersama mereka, dan saya berharap suatu saat dapat kembali mengabdi di dunia pendidikan,” tutup Eviana. (dedy)

Label Berita: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 3541

Trending Articles