“Jalin kerjasama dengan masyarakat setempat untuk memajukan daerah terdepan terluar dan tertinggal. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues hanya mempercayakan SM3T pada UNY, jagalah kepercayaan yang telah dirintis oleh SM3T angkatan terdahulu.” Demikian dikatakan Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta Wardan Suyanto, Ed.D. dalam pelepasan peserta sarjana mendidik di daerah terdepan terluar tertinggal (SM3T) UNY tujuan Alor Nusa Tenggara Timur dan Gayo Lues Aceh di Auditorium UNY, Rabu, 19 Agustus 2015.
Wardan Suyanto, Ed.D. mengingatkan agar selalu beradaptasi dengan lingkungan karena guru SM3T bukan sekedar mengajar namun juga mendidik. “Jangan lupa untuk tetap beribadah,” kata Wakil Rektor I. Peserta dilepas oleh Wakil Rektor I dan III beserta jajarannya dengan jabat tangan. Program SM3T akan dilaksanakan selama setahun dengan tujuan membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan khususnya kekurangan guru sekaligus memberikan pengalaman tugas sosial kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan sumberdaya manusia di derah sasaran.
Peserta SM3T UNY tahun 2015 ini akan ditempatkan selama setahun di Kabupaten Ngada NTT sebanyak 68 orang, Kabupaten Alor NTT 56 orang, Kabupaten Gayolues Aceh 68 orang, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara 69 orang, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat 38 orang, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat 47 orang, dan Kabupaten Merauke Papua 38 orang. Pelepasan peserta SM3T juga diikuti oleh segenap orang tua peserta dan keluarga untuk melepas putra putrinya yang akan mengabdi di daerah terdepan, terluar dan tertinggal Indonesia.
Salah satu orangtua peserta SM3T, Kasno, mengatakan bahwa dirinya bangga karena putrinya mengambil peran dalam meratakan pendidikan di Indonesia. Menurut orangtua Desi Novitasari alumnus Prodi Pendidikan Seni Drama dan Tari tersebut, pendidikan di daerah 3T perlu dibimbing agar lebih maju dan dia merelakan putrinya ikut mengabdi di Alor.
“Saya berharap pengabdian di daerah 3T berjalan lancar sehingga anak kami kembali dengan selamat,” tutup warga Karanganyar Jawa Tengah tersebut. (dedy)