Banyak teori yang dituliskan untuk melakukan konservasi. Mulai dari kecil dan sederhana sampai yang besar dan rumit dengan biaya yang tinggi. Apalah teori konservasi tanpa aksi. Birdwatching for Kids atau BW4K merupakan salah satu program kerja KPB Bionic UNY yang dikoordinasi oleh Bidang Opersional KPB Bionic UNY.
Kegiatan Birdwatching for Kids biasanya dilakukan saat salah satu anggota Bionic melakukan KKN. Namun, pada beberapa kesempatan KPB Bionic UNY diminta untuk melaksanakan kegiatan BW4K bagi peserta didik tingkat sekolah dasar.
Salah satu kegitan Birdwatching for Kids yang baru saja dilaksanakan adalah di lokasi KKN Febrina Suci Wulandari, tepatnya di Kampung Dukuh, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Sekitar 20 anak mengikuti kegiatan BW4K ini. Kegiatan BW4K dilaksanakan pada hari Senin, 13 Juli 2015 sekitar pukul 07.00 sampai dengan 10.00 WIB.
Salah satu pemandu, Pramudihasan menjelaskan, dalam pelaksanaannya, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Di setiap kelompok terdapat dua orang pemandu dari anggota Bionic yang akan membantu peserta mengenal dan mengidentifikasi burung-burung yang mereka temukan. Adalah Nurrohman Eko Purnomo, Arellea Revina Dewi, Kiryono, Insiwi Purwianshari, Rahmadiyono Widodo, dan Aghnan Pramudihasan yang menjadi pemandu saat itu.
Sebelumnya, peserta dijelaskan mengenai cara menggunakan alat, yaitu teropong atau binokuler. Setelah itu mereka diminta untuk mencoba sendiri menggunakan binokuler. “Wah, tambah gedhe tur cedhak. Cobanen… piye rumangsamu?” (Wah, tambah besar dan dekat. Cobalah… bagaimana menurutmu?), celetuk salah seorang anak setelah menggunakan binokuler sambil menyerahkan binokuler ke temannya. Peserta terlihat antusias mencoba binokuler dan bergantian menggunakannya.
“Lokasi pengamatan burung di Kampung Dukuh, Imogiri, Bantul, Yogyakarta berupa persawahan dan sungai, yaitu Sungai Opak. Di persawahan, peserta dapat menemukan Bondol jawa atau mereka menyebutnya Manuk emprit. Burung lain yang dijumpai adalah Blekok sawah, Kuntul kecil, Burung-madu sriganti, Cabai jawa, dan Burung Raja-udang meninting,” sambungnya.
Setelah kegiatan pengamatan burung, peserta diajak berdiskusi mengenai burung apa saja yang ditemui, bagaimana ciri-ciri burung yang ditemukan, dan aktivitas apa yang terlihat. Peserta juga diberi penjelasan mengenai fungsi burung di alam, fungsi bentuk paruh melengkung dan panjang pada burung madu dan diminta pendapatnya jika burung tersebut tidak ada di alam.
Diharapkan, dari kegiatan ini, anak-anak dapat mengenal berbagai jenis burung dan habitatnya serta menumbuhkan jiwa konservasi terhadap burung dan lingkungannya. (Pramudihasan/Witono)