Dari lulusan yang ikut Yudisium pada periode 30 Juni 2015 sebanyak 52 orang, 39 orang (80%) berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Jadi, para lulusan periode ini adalah mahasiswa yang hebat. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Suyanta, Wakil Dekan I FMIPA UNY pada acara Yudisium Jenjang Strata 1 pada FMIPA UNY yang digelar pada Rabu (1/7/2015) di Ruang Sidang Fakultas. Pada Yudisium kali ini IPK tertinggi diraih oleh Puspa Hening dari Prodi Pendidikan Biologi dengan IPK 3,88.
Lebih lanjut dikatakan Suyanta, hanya sekitar 10—15% masyarakat Indonesia yang mendapat gelar sarjana yang termasuk usia produktif (18—25 tahun). Untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) yang tertinggi adalah provinsi DIY yaitu 60%, yang berarti 60% anak usia kulliah di Jogja mereka melanjutkan kulliah di perguruan tinggi.
“Indonesia sekarang masih memerlukan banyak guru melalui program SM3T yang tahun ini memasuki angkatan ke-5 yang jumlahnya cukup banyak. Setelah pulang dari daerah SM3T para peserta lalu mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama 1 tahun. FMIPA UNY termasuk yang ditunjuk untuk menyelanggarakan PPG SM3T dan pesertanya paling banyak,” jelasnya.
Suyanta menceritakan, “Pada angkatan pertama ada 1000 orang yang mengikuti program SM3T. Setelah dididik ada sedikit yang tidak lulus termasuk satu orang dari UNY. Tapi yang tidak lulus ternyata justru diterima menjadi guru di Malaysia dengan gaji 15 juta per bulan. Yang lulus pada tahun pertama oleh pemerintah diikutkan tes pegawai negeri. Dan sekarang sedang berproses. Dari angkatan pertama sudah diterima 893 orang dan sisanya akan diangkat pada penerimaan berikutnya.”
“Daerah-daerah tempat peserta SM3T mengajar masih sangat kekurangan guru. Misalnya di daerah Alor ada SMP yang sekolahnya hanya ada tiga guru dan satu kepala sekolah. Jadi, jika ingin cepat dapat pekerjaan maka harus berani untuk keluar Jawa karena di sana masih banyak memerlukan guru,” katanya. (witono)